Kesadaran ini mulai menggelembung dan menghasilkan istilah softskill, sebagai pelengkap dari hardskill (akademik). Bahwa tidak cukup IPK seorang alumni itu lebih dari 3,5, jika tidak dibarengi dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat perilaku. Istilah softskill sendiri masih banyak definisi yang mencoba menterjemahkannya. Ada yang menterjemahkan dengan: Leadership, Lifeskill dan Communication skill. Ada pula yang menterjemahkan sebagai kemampuan bergaul. Orang-orang psikologi akan memasukkan istilah-istilah kepsikologiannya dengan multiple intelegence. Orang-orang yang bergerak di bidang agama memasukkan akhlaq. Dan juga ada yang memasukkan istilah ESQ, setelah IQ, EQ, dll. Intinya tidak cukup hanya sekedar kemampuan akademik seseorang itu dapat berhasil di dunia kerja.
Terlepas dari semua itu, silakan menterjemahkan masing-masing, namun dengan adanya penggelembungan ide ini, semakin banyak Perguruan Tinggi yang mengedepankannya. STT Telkom mengembangkan kesholehan sosial untuk memberi peran lebih pada masalah softskill ini.
Berikut beberapa komentar masalah hardskill yang dinyatakan dalam bentuk IPK:
From: ikast3@yahoogroups.com On BehalfOf arif Hidayat
Sent: Tuesday, August 29, 2006 5:11 PM
To: ikast3@yahoogroups.com
Subject: Re: [IKAST3.org] RE: mengapa harus > 2.75 ???
Wow seruTenang...Hidup di dunia itu tempat kita belajar dan berimprovisasi, Jangan takut selama masih ada Tuhan. Lha wong lulusan SMA aja bisa makan kita koknggak. Dulu jaman saya D3 yang dapet 3 itu bisa dihitung pake jaritangan apalagi lulus 3 taun harus gantian tangan kanan atau tangan kiri.Tapi mereka kok ya kerja semua tuh, bahkan dah berkeluarga malahistrinya paling cakep di S1 TE he he, saya yang ngotot kuliah lg, pingindapet 3,... malah kalah dr sisi experience.Kata Pak AT waktu ngajar, kalo hidup di Dunia ga ada masalah itu namanyasudah di surga. Bahkan beliau pernah memberikan pengalamannya"3,75--> peneliti,3-3.5 -->engineer, 2.5-->3 Manager,2.0-->2.5 Pemilikperusahaan"Itu yang menurut P AT lho..Tapi memang benar menurut saya, secara mental malah sudah terbiasamenghadapi problem maka mereka lebih siap jika mendapat problem yanglebih kuat. Dalam latihan seorang prajurit disiapkan menghadapi kondisiterburuk, sehingga saat pertempuran sebenarnya mereka akan siap, banyakprajurit yang kalah sebelum bertandingSabar aja blum rejekinya, setau saya belum pernah saya bertemu denganalumni STTTelkom yang bener2 nganggur.Coba baca kisah orang2 yang jadi enterprineur, ada yang lulus kuliah???Tetep semangat jangan pernah menyerah(koleris) dan semua akan baik2 baiksaja (plegmatis)
ibrahim lakoni <ibrahim_lakoni@yahoo.com
Yah.. gak ada yg ideal didunia.Itulah serba serbi dunia kerja, dan balik lagi ipk tinggi & otak canggihgak jamin seseorang bisa sukses. Dlm hal kesusksesan materi gak perlusekolah coy, Liem Sio Ling bisa jadi konglomerat walau gak lulus SDsekalipun.Klo kata guruku dulu, sekolah itu bukan untuk bikin kamu kaya, tapibagaimana pola pikir & cara bersikap bisa terbentuk. kita sekolah bukankarena kita pinter, tetapi karena kita bodoh dan perlu belajar.Jadi inget kata manger ku dulu waktu dia milih lamaran yg bejibun walauudah disortir ama hrd, "kamu mau tau gmn sy nyortir lamaran sebanyak ini?" gini caranya, liat aja sebentar, liat fotonya ganteng apa enggak trusliat lamarannya good looking gak, klo enggak langsung buang aja. stlhitu baru liat isinya." Itu managerku, malah temenku ada yg baru liat isilamarannya waktu wawancara.. he he he. standard > 2,75 kayaknya udah usang, sekarang kebanyakan perusahaanpake' standard 3,00, malah ada yang 3,5.
----- Original Message ----
From: Yulizir Baharoeddin <yulizir.baharoeddin@id.relacom.com ">
To: ikast3@yahoogroups.com mailto:ikast3@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, August 29, 2006 1:49:25
PMSubject: [IKAST3.org] RE: mengapa harus > 2.75 ???
Benar sekali pendapat Lia dan Endi,IPK biasanya untuk penyortiran Surat Lamaran karena saking banyak nya,terutama untuk Fresh Graduate.Biasanya yang menyortir lamaran yang masuk, bukan user atau staff HR,kadang-kadang menggunakan anak anak yang magang juga :-).
Makanya saran saya, biar nggak kena sortiran, tujukan langsung suratlamaran langsung ke User dan sekaligus kirim juga ke HR.Untuk pekerjaan berikutnya / pindah kerja (sesudah memiliki experience),IPK tidak menjadi hal yang penting lagi.Thanks________________________________
From: ikast3@yahoogroups.com
OnBehalfOf Endy Muhardin
Sent: Tuesday, August 29, 2006 12:44 PMTo: ikast3@yahoogroups.com
On Sunday 27 August 2006 15:48, Donni Sudjatmoko wrote:
> dear all ....
>> mengapa sih perusahaan membuat rumusan sakral untuk rekrutasi pegawaiyakni
> IPK >= 2.75 ???
>> ditunggu komentar, analisis dari temen2 semua.. termasuk pak dosen.
>> bagi alumni yg sudah terlibat dalam *making decision *terhadaprekrutasi
> pegawai di perusahaan masing2, ditunggu juga sharing pengalamannya ...
>> nuhun.
>Benar sekali pendapat Lia Syahra. Alasan utama membatasi IP adalah untuk menyusutkan jumlah pelamar. Coba bayangkan Anda sebagai petugas penerima karyawan baru. Ada 15 tumpukan lamaran di meja Anda, masing-masing berisi 100 lamaran.Dan masih ada 23 tumpukan lagi di meja pojok ruangan. Kemudian office-boydatang dan mengantarkan 40 tumpukan lagi sambil berkata, "Di depan masih ada 4 kardus lagi Pak, sebentar saya mau ambil troli dulu .. gak kuatangkatnya."Batasan ini biasanya ada di posisi yang demandnya dikit, tapi supplynya berlimpah ruah. Misalnya, entry level position, di mana kandidatnya adalah fresh gradsemua :D.
Nah, kuis singkat. Bagaimana cara memproses lamaran tersebut?Jawaban bisa dikirim ke 8080 dengan SMS
1. Punya koleksi portofolio hasil karya yang siap dipamerkan. Buat dalam bentuk CD yang siap didemokan.
2. Sering-sering terima pekerjaan freelance walaupun gratisan. Selain memperluas networking, juga tambah pengalaman dan mengasahproblem solving skill. Kalau pekerjaannya tangible, tambahkan di koleksiportofolio
3. Latih inisiatif sehingga menjadi refleks. Salah satu caranya adalah dengan aktif mengerjakan pekerjaan rumahseperti membereskan kamar, mendekorasi ruang kerja, berkebun, dsb.
4. Isi waktu luang dengan banyak belajar. Sumber bisa diperoleh di internet atau toko buku
5. Banyak berkontribusi di komunitas, misalnya milis, forum, dsb.Ini akan membuat kita menjadi terkenal sehingga nilai jual meningkat.
6. Jual diri anda dengan cara memiliki personal website. Pasang semua portofolio di sana. Tulis artikel yang dapat menunjukkan kapabilitas dan kompetensi kita.
7. Giat beribadah dan berdoa. Penghasilan besar kalo korupsi percuma. Jadi berdoa supaya dapat gaji besar yang halal.Demikian, semoga bermanfaat.
Tulisan ini juga dapat dibaca di :
http://endy.artivisi.com/blog/life/ipk-tiarap/
Beberapa e-mail yang saya dapatkan dari milis, dan saya berkenan dengan akan diusahakan untuk ditampilkan secara full frame. Sehingga tidak ada pengakuan dari tulisan tersebut dari diriku. Penulis lama tetap dicantumkan.
ReplyDelete