31 December 2006

Iedul Adha 1427H

Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar
Laa ilaha illa Allah
Allahu akbar
Allahu akbar
Walillahil hamd

Alahamdulillah, akhirnya pada tahun ini, saya dapat melaksanakan sholat ied di STT Telkom. Kondisi hujan, menyebabkan sholat tidak dilaksanakan di lapangan depan gedung D, namun dilaksanakan di Masjid Syamsul Ulum.

Sholat yang dilaksanakan sekitar jam 06 lebih 15 menit, rasanya masih terlalu pagi, apalagi suasana gerimis, yang membuat dingin suhu udara dan membuat suasana semakin malas untuk berbuat.

Padahal hari raya ini, didasarkan atas ibrah Nabi Ibrahim AS, seorang nabi yang istimewa, yang telah teruji kemampuan dan juga kesabarannya, sehingga digolongkan ke dalam nabi Ulul Azmi.

Langkah-langkah beliau menjadi suri tauladan semua manusia yang ingin selamat dunia dan akhirat, kisah-kisahnya begitu memenuhi lubuk hati yang paling dalam, untuk terus mengikutinya, untuk terus membangun kesadaran diri, agar kita mampu selamat dunia akhirat.

Ketika muda, beliau telah membuat gempar, namun membuat orang-orang di sekelilingnya mengembangkan cara berfikir mereka. Dihancurkannya ratusan patung berhala dan ditinggalkan utuh satu saja, yang terbesar, dari yang lainnya. Masyarakatnya kaget, gempar, tergoncang, dan mereka pun sepakat untuk curiga hanya pada satu orang saja, yaitu Ibrahim, karena perilakunya yang tidak suka terhadap berhala-berhala.

Pengadilan kilat di hadapan langsung ratusan orang dan di depan patung nan kokoh, dan indah, teguh laksana tak mampu dirubuhkan, Ibrahim diadili. Di hadapan sekian banyak orang ada juga rasa gentar di hati Ibrahim (laksana Nabi Musa AS yang tergetar karena ahli sihir telah menjatuhkan ular-ular yang berbisa), namun Nabi Ibrahim bukan orang sembarangan, dengan ketenangannya beliau menyatakan: "Tanyakan pada patung yang besar ini!".

Ributlah khalayak ramai. Benar, patung ini demikian besar, demikian kokoh, tak mudah dihancurkan, namun dia tak dapat berbicara, bahkan untuk membela diripun tak sanggup dilakukannya, kalaulah dia tidak rubuh, bukan karena kesanggupannya membela diri, namun memang tidak dirubuhkan. Orang-orang berpikir, untuk apa menyembah sesuatu yang tak mampu memberi petunjuk? Untuk apa menyembah sesuatu yang tak mampu membela diri? Beberapa saat mereka terkesima dengan jawaban Nabi Ibrahim AS.

Terkesimaan itu dialami juga oleh para penguasa, namun para penguasa yang takut kehilangan jabatan, para penguasa yang takut kehilangan pengaruh, para penguasa yang takut harta kekayaan, telah menutupi dirinya dengan tabir, untuk memperoleh jawaban yang benar. Maka dengan bersegara mereka menyatakan: "Bakar Ibrahim! Dia telah menghancurkan sesembahan kita, dia tidak menghormati budaya dan adat istiadat kebiasaan nenek moyang kita!"

Tentunya kisah ini, bukan hanya sekedar membuat tertidur para anak-anak yang kesulitan tidur sehingga harus didongengin, tetapi lebih jauh dari itu, mestinya membawa kesadaran diri kita, agar kita tak menyembah, tidak tunduk pada benda-benda yang dikiranya mampu menyelamatkan diri kita di dunia dan akhirat. Mungkinkah kita telah melakukannya? Na'udzu billahi min dzalik!

Dikisahkan lain. Siti Hajar dan bayinya yang bernama Ismail, diantar oleh suami dan bapaknya, yaitu Ibrahim AS, ke suatu lembah yang suatu saat nanti akan berubah nama menjadi Mekkah. Saat itu, lembah ini tidak ada pohon-pohonan, yang ada hanya hamparan batu dan pasir belaka, panasnya pastilah menyengat di siang hari. Di tempat seperti inilah Ibrahim AS, hendak meninggalkan Istri kedua dan bayinya. Sungguh secara rasio, hal ini tidak masuk akal, mana tega seorang suami yang telah lama mengidamkan mempunyai generasi pelanjut, dan ketika telah berhasil mendapatkan anak, generasi pelanjutnya, kemudian istri dan bayinya ditinggalkan di tempat yang sedemikian gersang, tak ada teman, tak ada makanan? Manusia jenis apa ini? Kegundahan ini pun menggelayut juga pada pikiran istrinya, tak mampu pula sang istri menahan keheranan: "Wahai, suamiku Nabi Ibrahim yang aku sayangi, apakah Kakanda meninggalkan diriku dan bayiku di tempat yang seperti ini karena perintah Allah?". Nabi Ibrahim pun ada rasa tak sanggup melaksanakannya pula. Namun dengan ketegaran seorang Nabi yang telah terpilih, beliau menjawab: "Benar, ini adalah perintah Allah". Jawaban sang suami meneguhkan dirinya untuk bersegera mematuhinya.

Sungguh ketaatan kepada siapa lagi yang mesti diikuti? Jika bukan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah? Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, yang tak ada sekutu bagi-NYA, yang tak ada saingan bagi-NYA, yang tak ada yang menyerupai-NYA. Yang janji-NYA tak pernah diingkari-NYA, selalu tepat dan dipenuhi-NYA. Lantas, mengapa kita kadang kala enggan mengikuti perintah-NYA, dan menjauhi larangan-NYA?

Allah tempat bergantung segala makhluk, segala yang diciptakan, baik kebergantungan karena keterpaksaan, maupun kerelaan. Tak ada yang berkuasa secara hakiki kecuali hanya Beliau saja. Tak ada yang memiliki kejayaan yang hakiki kecuali hanya Beliau saja.

Karena itulah dengan rela hati Siti Hajar menerima keputusan ini. Keinginan untuk taat dan patuh, serta tunduk kepada-NYA saja, tak ada keinginan untuk menolaknya.

Pelaksanaan tugas, tentunya membawa konsekwensi. Tidak, tidak ada kemudahan yang bersegera ketika kita telah menyatakan hendak dan mau melaksanakan perintah Allah. Hadangan pertama mulai dirasakan Siti Hajar, tatkala air susunya sudah tak sanggup lagi mengurangi haus sang bayi. Menangislah sang bayi menuntut haknya, tangisnya begitu keras terdengar. Sang Ibu, bukanlah seorang wanita, yang lemah karena tangis, namun dengan bersegera tanggap atas keluhan sang bayi. Maka dilihatlah disekelilinginya, barangkali ada air yang dapat diminumkannya untuk sang bayi. Ooo di sana di bukit itu, bukit Shofa, tampak air beriak, larilah sang Ibu, namun ternyata air yang tampak di pandangan itu tak ada, ketika sampai di bukit. Maka kembali sang Ibu memandang sekeliling, wah, alhamdulillah sepanjang mata memandang di bukit Marwa terlihat riak air, demi sang anak yang telah kehausan, sang Ibu kembali berlari untuk mendapatkan air. Tujuh kali bolak-balik berlari dari satu bukit ke bukit yang lain, dalam rangka mendapatkan air bagi sang bayi yang menjadi tanggung jawabnya, dalam udara yang amat panas, membuat dirinya tak sanggup lagi. Maka mengalirlah air di lubang tanah yang terkena sentuh sang bayi, alhamdulillah, perjuangan untuk mengantarkan generasi penerus, pelanjut risalah, mendapatkan sedikit kemudahan, mata air ini, suatu saat diberi nama Air Zam-zam, mata air yang tak surut setelah kian ribu tahun, hingga hari ini, masih mengalirkan air dengan jernih dan nikmat, inilah kelebihan hasil dari derap langkah para pejuang di jalan Allah, menyenangkan dan menggembirakan semua pihak, baik yang kufur dengan malu-malu, kufur dengan terang-terangan maupun yang taat hanya kepada Allah semata-mata.

Tahun berganti tahun. Usia sang bayi telah menginjak 11 tahun, sang ayah datang berkunjung. Rasa sayang, rasa kangen, sang ayah, yang menginginkan generasi pelanjut, generasi penerusnya, sehingga mampu mendhohirkan din yang haq di seluruh muka bumi, ditumpahkan. Namun kembali perintah Allah mengumandang melalui mimpi seorang Nabi, yang pasti syaithan tak mampu memasukinya. Perintah itu tak tanggung-tanggung, yaitu: menyembelih pewaris dan pelanjut risalah. Allahu akbar!

Keraguan? Jelas ada, karenanya ditunggu sampai tiga kali, sehingga keyakinan sang Nabi mantap, dan tak ada lagi keraguan. Apakah sang anak yang telah menginjak remaja sanggup melaksanakan perintah ini?

"Wahai, Bapakku, ketika perintah Allah telah berkumandang, mana lagi yang sanggup menahannya, manalah mungkin saya mengingkarinya? Saya ingin selamat di dunia dan selamat di akhirat. Wahai, Ayahanda, laksanakanlah perintah Allah itu. Supaya Ayahanda tidak menghentikan perintah Allah, janganlah aku ditelentangkan, jangan pula dimiringkan, namun telungkupkanlah aku, sehingga wajahku tak terlihat oleh Ayahanda, kuatir hal itu akan menghalangi Ayahanda dalam melaksanakan perintah-NYA. Lantas tutuplah mulutku, sehingga suaraku tak keluar, yang akan menyebabkan Ayahanda menghentikan melaksanakan perintah-NYA. Dan ikatlah tangan dan kakiku dengan kuat, sehingga aku tak meronta yang menyebabkan Ayahanda urung melaksanakan perintah-NYA"

Keikhlasan seorang anak yang telah terdidik dengan sempurna, tak ada syirik di dalam dirinya, tak ada keraguan dalam melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla.

Lantas, dimanakah aku? Apakah aku bersegera melaksanakan perintah Allah, ataukah masih ada keraguan untuk melaksanakannya? Ya, Allah, bersihkanlah diriku dari sifat egois, dari sifat ingin dipuji dan dipuja, dari sifat angkuh (bukan karena perintah-MU), dari sifat selalu mengukur keberhasilan hanya dari bendawi, materialisme, sosialisme. Mudahkanlah kami dalam melaksanakan taat. 'Ati'ullaha, wa 'ati'u rasul, wa ulil amri minkum.

19 December 2006

Diskusiku dengan TW

Benar, apa yang TW tulis. Inilah keseimbangan yang ingin dilakukan terhadap pembinaan kemahasiswaan. Dalam kondisi saat ini, saya melihat terlalu sedikit yang aktif di aktifitas selain yang wajib (kuliah, praktikum), karenanya untuk saat ini yang didorong dilakukan adalah yang penting mau beraktifitas dulu.

Coba TW bayangkan, orang yang mengantar proposal ke BKA adalah mahasiswa baru (angkatan 2006 atau yang jika angkatan cukup usia, mereka nggak ngerti isi proposal), akibatnya jika ditanya proposal ini apa isinya, mau kemana kegunaannya apa, bagaimana cara mengukur tingkat keberhasilannya? Mereka nggak bisa menjawab, dan jika ada yang bisa menjawab: yang muncul adalah pokoknya begini! lho kalau nggak ngerti isi proposal kok mau presentasi isi proposal? Opo ora lucu?

Keyakinan saya saat ini, masih dalam tahap dorongan untuk berakfitas selain yang wajib, karena dimanapun tempatnya, baik sebagai pemilik perusahaan, ataupun sebagai pekerja (seperti saya) tidak cukup pengetahuan akademik saja.

Nah, nanti (saya belum bisa memprediksi) jika sebagian besar mahasiswa telah ikut serta dalam kegiatan di luar akademik, kita melangkah ke tahap seleksi yang lebih bermakna.



http:\\mahmud-imrona.blogspot.com
-------Original Message-------

From: tw yunianto
Date: 19/12/2006 12:13:15
To: Mahmud 'Imrona
Subject: Re: mohon klarifikasi

maksud saya tidak untuk mematikan kreativitas mhs.
memang harus didorong, tapi setidaknya juga harus diarahkan.
memang antara membuat orang cerdas dan mengerti itu hampir sama. tapi keduanya memiliki substansi yang berbeda.
saya kira filosofi 'mengerti' akan sangat terkait dengan nilai dan pemahaman.
sedangkan membuat orang 'cerdas' hanyalah dibutuhkan usaha untuk membuat orang mau melaksanakan sesuatu tanpa mengerti substansinya.
saya kira, dalam pembinaan pun kita juga harus efektif, efisien, dan sistemik.
tidak hanya membuat orang untuk sekedar banyak bekerja, tetapi tidak memiliki pemahaman akan ekspektasi hasil kerja.
hasilnya, ya boleh dikatakan itulah nantinya yang akan menjadi orang2 pragmatis.
membuat orang pinter dan paham dibutuhkan sebuah sentuhan tersendiri.
banyak aktivitas yang memiliki tujuan yang sama, namun memiliki jalur yang berbeda-beda dalam mencapainya.
bagaimanapun, menurut saya, membuat orang mengerti itu lebih utama dari pada membuat orang pinter.
begitu pula jika hal itu kita terapkan dalam pembinaan kemahasiswaan di kampus ini.


On 12/19/06, Mahmud 'Imrona < mhd@stttelkom.ac.id> wrote:
Saya pikir tidak begitu cara berfikirnya. Antisipasi keadaan sudah dilakukan, sekecil apapun itu. Sudah diminta mereka untuk tidak membawa sponsor alat kontrasepsi, itu pu telah dilakukan, jika ada di luar kampus, maka kemudian ditarik, dst. Kalau tanggung menanggung, hal itu sudah pasti pula dilakukan, siapa berbuat harus berani bertanggung jawab. Tetapi kalau kemudian mematikan kreatifitas mahasiswa yang ingin rasanya kok tidak pada tempatnya. Yang harus dilakukan adalah mendorong mahasiswa yang hanya kutu buku, kutu kuliah, kutu rumah, tidak bisa bergaul, tidak mengerti kemana hendak melangkah selain kuliah-rumah-kantin, didorong agar berani membuka diri untuk membuat aktifitas yang lain.

http:\\mahmud-imrona.blogspot.com
-------Original Message-------

From: tw yunianto
Date: 19/12/2006 11:28:34
To: Mahmud 'Imrona
Subject: Re: mohon klarifikasi

saya tahunya juga baru tadi pagi ketika ngobrol dgn pemuda pga.
mereka menyesalkan tragedi itu.
mengevaluasi kegiatan semacam konser band kok banyak yang bikin kita susah.
kalaupun ada konser musik, mending diganti saja dgn musik yg lebih 'intelek'.
saya juga denger dr kawan2 katanya ada dari personel band yang manggung kemarin mengeluarkan kata2 kotor yang nggak pantas.
wuh.. bikin pusing saja.
ditambah lagi, satpam yang nggak salah harus kena batunya (batu beneran....).
saya kira stt juga harus bertanggung jawab dgn meminta 'pertanggungjawaban' panitia.
paling tidak mengevaluasi untuk selanjutnya mengeluarkan kebijakan yang sekiranya mampu menjadi solusi bagi semua, bagi kita mhs, warga kampus dan masy sekitar.

--
TW Yunianto
Mobile Comm Researcher
Telkom School of Technology
E Buildings Kav. 203
Telekomunikasi, Dayeuhkolot, Bandung 40257
Ph. +62-22-7564108
Mob. +62-8562231510/+62-22-91293382
www.twyunianto.co.nr

Kematian Artis Alda Risma

Artis menjadi amat terkenang oleh diriku, bukan menjadi idola, tetapi membuat selalu ingat, karena kasus-kasus yang menyertainya.

Pelantun lagu 'Aku Tak Biasa' yang bernada melankolis, romantis, dan dinyanyikan dalam video klipnya, dinyanyikan di atas kasur dengan latar belakang air terjun. Sungguh suasana di video klip tersebut amat dan sangat sesuai. Belum lagi ditambah dengan pakaian yang dikenakannya yang memang cukup menonjolkan bentuk tubuhnya.

Aku tak biasa ... ne ne ne ne ... aku tak biasa ...

Suatu saat dia tampil menyanyi dan temanku yang saat itu belum menikah (mungkin saat itu sekitar tahun '92-an), melihat ada keanehan di daerah perutnya. Walaupun dia (temanku) belum menikah, tetapi amat dan sangat yakin bahwa si Alda seperti pernah hamil atau bahkan sedang hamil, padahal kami tahu dia belum menikah.

Entah mengapa sejak saat itu, aku terus ingat.

Heh... kemudian ada acara ulang tahun dirinya yang dirayakan di rumah orang tuanya, rasanya seperti aku masih ingat dia diwawancara di sekitar rumahnya tetapi di latar belakang tanah kosong (atau mungkin lapangan). Di acara ini dia memakai kerudung (jilbab) dan acaranya pun pengajian ibu-ibu. Sungguh aku kaget, di satu sisi temanku mengatakan jika dia seperti wanita yang pernah hamil atau sedang hamil, tetapi dia memakai kerudung, yang berkesan orang sholehah.

Kepenasaranku atas pernyataan temanku bahwa dia begitu, akhirnya terjawab, ketika kemunculan berikutnya adalah berita Alda menikah, padahal dari sisi usia saat itu Alda masih terhitung amat muda, sehingga berita menikahnya tentunya mengundang kontroversi juga. Begitupun kasus Alda memakai kerudung saat acara ulang tahunnya.

Lama aku tidak memperhatikan lagi kiprahnya, bahkan yang katanya dia mengeluarkan album kedua, aku nggak tahu juga.

Tadi pagi (13 Desember 2006) aku lihat di TV si Alda meninggal, dengan luka-luka lebam, dan ada beberapa titik bekas suntik di tangannya. Kontroversinya yang dibuatnya ternyata belum berakhir juga, apalagi ketika berita tentang Alda ditambah dengan kasus tabrakan yang dia lakukan, sehingga BMW warna merah yang ditumpanginya rusak parah.

Inilah kenyataan hidup yang harus dijalani oleh para artis, di persimpangan jalan, padahal kata Ibunya, Alda pernah ingin pulang ke rumah orang tuanya.

Selamat jalan Alda, semoga aku dan keturunanku tidak menjalani hidup sepertimu, na'udzu billahi min dzalik, hidup penuh kontroversi, penuh lika liku.

18 December 2006

Bandung - Jakarta - Balikpapan

Masih terasa mengantuk, walaupun waktu tidur rasanya sudah cukup, wong tidur sekitar jam 22. Alarm yang aku isi dgn suara anakku yang kelima Ayyida Aini Rahmah: Pak Janjian Pak janjian ... terus berulang ditambah dengan istriku membangunkanku, membuat aku memaksakan diri bangun juga.

Aku ingat mesti mengambil file dari notebook. Aku ambil file Data Pa Mahmud yang dibuat oleh Pak Tatang. Sementara istriku membuat air panas untuk mandi. Dan mandilah aku dengan air hangat.

Persiapanku rasanya sudah cukup. Dan Usman pun telah hadir. Aku mencoba mengingat apa saja yang aku butuhkan, cukup.

Mobil bergerak dengan gaya Usman, agak pelan, karena aku mewanti agar mencari ATM Mandiri dulu, uang SPPD belum cair. ATM ditemukan di jalan Pasteur.

Aduh, Man, aku mengantuk, aku tidur ya ... Aku mempunyai kebiasaan sulit tidur di kendaraan, namun dengan usaha memaksakan diri, aku tertidur pula. Tol Cipularang yang kondisi jalannya memang kurang rata, menggoncang-goncang diriku. Terasa ada kemacetan yang cukup membuat aku terbangun di tol Jakarta-Cikampek, ada tiang lampu penerangan yang sedang diperbaiki.

Sampai tempatnya Adam Air pas jam 05. Check in selesai, dapat boarding pass, dan duduk di ruang tunggu. Baca koran sambil mengingat dan berfikir, bagaimana caranya sholat subuh. Lihat kondisi sekeliling dan ... oh diantara jeruji tangga kutemukan petunjuk musholla. Sholat dan ah... rasanya tenang.

Saat itu jam menunjukkan angka 05.38 ketika ada pemberitahuan untuk masuk pesawat. Lama pesawat Boeing 737 seri 400 berjalan pelan menuju landas pacu. Di belakang beberapa pesawat, Garuda, Merpati (kalau tidak salah ingat), dan Philipines ikut antri, ikut mengiringi langkah Adam Air untuk take off.

Suara mesin bergerak mengeras, dan berlari semakin lama semakin kencang ... wuih ... naik sedikit demi sedikit, suara gesekan roda dengan landas pacu pun menghilang ... naik dan naik dan naik sambil berbelok ke kanan, tol telah di bawah, rumah-rumah, kotak-kotak sawah, garis pantai, gerombolan awan putih, pulau-pulau kecil, ombak laut yang laksana rambut ikal dan posisi pesawat pun mendatar.


Perjalanan yang mungkin akan terasa membosankan, karena hanya melihat awan di bawah, dan bentuk gulungan kapas, eh lebih tepatnya arum manis yang berwarna putih.

Aku mencoba mengoreksi UTS yang sudah lama nyaris terlupakan oleh kegiatan berkomunikasi dengan mahasiswa, merencanakan dan melaksanakan executive gathering, temu alumni, mengurai masalah beasiswa, dll Ah ternyata tidak ada soal, nasib, nggak mungkin aku bisa mengoreksi tanpa lembar soal, karena di lembar soal aku cantumkan nilai maksimal setiap soal.

Suara lirih dari pramugari melalui speaker terdengar tidak jelas, kalau dengan suara mesin pesawat, AC, dan entah suara apalagi di pesawat ini. Aku habiskan segera makanan yang disajikan, roti dan air minum.

Garis pantai pulau Kalimantan terlihat jelas. Awan terlihat bertumpuk berlapis selang beberapa meter atau puluh meter 'kali. Garis-garis yang tersusun dengan baik, lurus dan membentuk kotak-kotak dengan bagus, aku tidak tahu apa itu sebenarnya, kalau sawah, rasanya nggak mungkin. Jauh di bawah awan terlihat putih, silau memantulkan sinar matahari. Kalau tidak salah pramugari atau kapten pesawat menyatakan akan terbang dengan ketinggian 33ribu kaki. Sungai lebar terbentang dengan lekuk gaya laksana ular meliuk, hutan hijau Kalimantan yang amat terkenal itu terlihat jauh di bawah, aku seperti mengingati Google Earth dalam posisi stabil ketinggian.

Rasa bosan mulai menghinggapiku, ngantuk agak terasa, namun tidak terlalu kuat, orang-orang rasanya tertidur semua, tak ada suara orang berbicara, bahkan suara anak kecil yang tadi menangis sejak di ruang tunggu bandara pun tak terdengar, sakit 'kali dia. Ada juga suara bicara terdengar lirih, seperti berbisik, nggak jelas suara gaduh di pesawat ini memang luar biasa. Kadang bergetar menumbuk awan, atau ruang kosong hampa udara. Wow ... sepanjang mata pemandang hanya putih yang terlihat, menyilaukan, karena pantulan sinar matahari, sakit di mata.

Rasa ingin buang air kecil, aku tahan, susah lewat, karena orang disampingku tertidur sejak naik pesawat, bahkan saat take off pun.

Suara pramugari seperti biasa tidak terdengar dengan baik. Pesawat bergetar, bunyi deritan kursi terdengar berkali-kali. Kadang getarannya agak keras. Telinga mulai kusadari ada rasa sakit. Ngantuk menyerang sekali, tetapi memang sulit aku tidur... aku ingin menulis.

Aku menulis sejak koreksian aku tutup. Silau putih kehijauan yang terbayang, sejauh mata memandang putih melulu, kadang awan tipis dilewat, bawah pun tak terlihat.

Wow jauh di bawah awan-awan kecil terlihat seperti kapas yang disebar, hijau hutan Kalimantan beberapa terlihat kosong, ada aliran sungai, oh... apa itu guratan berwarna kuning kemerahan.








Ada pemberitahuan pramugari untuk menata tempat duduk, mungkin mau turun. Wus dingin. Jalan-jalan tanah terlihat jelas. Hijau itu tak merata ada muda, tua. Di seberang depan terlihat air dalam skala, danau mungkin. Tanah terlihat dan bulatan, seperti tandon minyak ada 7 jumlah, 5 besar, 2 lebih kecil. Aku di atas air terlihat kapal-kapal kecil seperti tak bergerak, padahal riak air ada di belakang kapal itu. Aku tdk tahu apakah danau atau laut, aku hanya bisa melihat dari sisi pesawat, tetapi kalau danau betapa besarnya. Warna air pun berbeda, walaupun sama-sama hijau. Terasa roda pesawat dikeluarkan, suara desing terdengar, berbelok ke kiri, pesawat miring. Maka terlihatlah sekarang ternyata laut, bukan danau. Mana bandaranya aku cari, belum ketemu juga. Oh ... itu ...

Warna genting rumah berganti. Dan ... goncangan roda menyentuh landasan. Ada rasa takut juga. Alhamdulillah, pesawat berjalan pelan, berbelok menuju peron. Aku ingat Lion AIr ngejungkel saat seperti ini.










Sepinggan International Airport menyambut dengan tulisan yang besar, pesawat pun berlagu, setelah tadi hanya mendengungkan suara yang tidak nyaman. Jam 08:10 masuk ke peron.

Naik taksi dengan driver Weli, sopir taksi yang ramah, sehingga dengan mudahnya menceritakan kondisi keluarganya: anak 8 (5 dari istri pertama Dayak, 2 dari istri kedua yang berasal dari Buton, 1 dr istri ketiga yang berasal dari Batak), istri 3 (1 cerai yang mempunyai darah Batak). No HP Weli 081520377487.

Hotel Grand Tiga Mustika cukup kecil, jika dibanding dengan Novotel yang berdiri megah di depan seberang atau Hotel Gran Senyiur tepat persis di depannya. Suasana nyaman yang penuh keramahan menyergapku, yang membuatku terasa menyukainya. Panitia pun sudah standy by, walaupun seperti biasa aku kesulitan menerangkan bahwa STT Telkom menghendaki menggunakan kwitansi yang bermeterai, tetapi untuk sementara rasanya tidak ada masalah, begitu kantukku hilang, aku ingin jalan-jalan mencari kwitansi dan meterai.

12 December 2006

Executive Gathering STT Telkom 2006



Dalam rangka mendapatkan masukan dari industri, STT Telkom mengadakan acara executive gathering, beberapa pejabat dari industri jasa dan manufaktur hadir dalam acara ini, tercatat sekitar 8 perusahaan hadir (ada Telkom, Telkomsel, ZTE, Indosat, Microsoft, Lintas Arta, Gratika, Bakrie Telkom). Dengan total 30 orang yang hadir.




Acara diawali dengan sambutan dari Ketua STT Telkom, yang memberikan gambaran akan kedudukan STT Telkom dan apa-apa yang akan dilakukan oleh STT Telkom. STT Telkom telah menghasilkan 8000-an alumni yang bergerak di berbagai bidang pekerjaan, beberapa telah mampu tampil sebagai middle manager.


Kemudian Pak Suryatin Setiawan membawakan keynote speech, yang sungguh membuat para hadirin terperangah. Pertumbuhan industri ICT akan pesat hingga tahun 2010, bahkan tahun-tahun ini disebut sebagai golden year. STT Telkom pun mempunyai keuntungan dengan mengambil fokus pada dunia IT saja, sehingga amat dan sangat jelas aktifitas yang akan dilakukannya. Namun beliau mengungkapkan harapan agar STT Telkom mampu menghasilkan calon-calon leader di dunia IT, mengingat saat ini kebanyak leader diambilkan dari LN, seperti Thailand, Taiwan, China, Malaysia, dan Singapore. Hal ini disebabkan orang-orang Indonesia belum mampu mengambil peran yang setara dengan hal itu.

Di lain pihak, persaingan di dunia seluler, amat dan sangat tinggi, sehingga ada berani bermain dengan harga Rp7,- per 30 detik. Melihat ini berarti margin yang didapat amat kecil, nah, agar mampu mengambil keuntungan yang cukup besar harus bermain pada skala besar.

Untuk tahun 2007 ini dibutuhkan 1000 orang new profesional untuk menangani kebutuhan pendirian sekitar 15ribu BTS.

Kekosongan tenaga kerja:
1. RF Planning
2. Radio Network Optimization
3. Operator High Level
4. Network and service more IP

Selain itu, diharapkan STT Telkom dapat semakin dekat dengan industri, sehingga konsep link and match yang sejak tahun 1990-an namun gerakan ini belum tampak dengan lebih jelas. STT Telkom harus mampu memanfaatkan peluang yang amat besar ini.

Sedangkan dari perwakilan industri masalah-masalah yang muncul (kekurangan dari alumni) adalah:
1. Communication skill (contohnya dalam berbahasa Inggris, dan cara menyampaikan pendapat dengan tidak menjatuhkan orang lain)
2. Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang baru
3. Pendekatan ke Industri Telekomunikasi untuk mendekatkan calon alumni dengan kondisi real world (dunia kerja), jangan hanya ke PT Telkom saja
4. Kurang mandiri (jika diberikan pekerjaan masih terlalu banyak bertanya, namun hasil masih kurang, ini dibandingkan dengan lulusan dari satu perguruan tinggi yang lebih lama hadir di Indonesia)
5. Kurang mampu bersegera untuk tune in
6. Beberapa alumni tak lulus seleksi karena masalah kesehatan (seperti kolesterol, asam urat, dan fungsi hati)
7. Kurang Percaya Diri untuk menjadi leader
8. Tidak siap menghadapi kondisi darurat (24 jam on call, kerja shift)
9. Budaya kuliah masih melekat dengan erat, sehingga mengganggu kondisi kerja
10. Kegiatan Kerja Praktek ternyata terlalu banyak yang berorientasi pada nilai saja (bukan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti mengenal dunia kerja, dll)
11. Sikap yang kurang matang: misalkan angkuh atau sombong

Kelebihan dan usulan:
1. Ada satu alumni STT Telkom yang menjadi Kakandatel di PT Telkom yang termasuk terbaik.
2. Untuk tahun 2006 ini, STT Telkom menduduki tempat pertama jumlah alumni yang diterima di PT Telkom, walaupun jumlahnya sama dengan UGM, namun STT Telkom fokus pada Teknik, sedangkan UGM tersebar pada berbagai bidang ilmu, teknik dan non teknik
3. Perusahaan-perusahaan yang hadir menyanggupi untuk menerima KP, Tugas Akhir, Coop, dll yang mampu mendekatkan mahasiswa (calon alumni) ke dunia kerja
4. Pinter-pinter dan mudah diajari
5. Kualitas lulusan harus tetap dipertahankan
6. Di Telkomsel dari 10 sarjana, satu dari STT Telkom. Saat ini alumni STT Telkom di PT Telkomsel ada sebanyak 237 orang dari 4000 orang karyawan, dan 34 diantaranya menduduki posisi struktural. Di Telkomsel ada alumni STT Telkom yang selalu dibawa direksi untuk melakukan presentasi (terpakai)
7. Sekitar 30 orang/ tahun alumni STT Telkom masuk ke Telkomsel
8. STT Telkom melakukan road show tentang kemampuannya ke industri telekomunikasi
9. Dosen terjun langsung ke industri untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, membagi masalah menjadi sesuatu yang dapat dipecahkan, dan mahasiswa dengan bimbingan dosenlah yang membuat solusi dari masalah-masalah yang telah terbagi tersebut.

Jawaban dari Pak Husni (Ketua STT Telkom):
1. Dosen akan dikirim ke industri atau mendatangkan orang-orang yang berkompeten di industri untuk memberikan matakuliah
2. Akan dikembangkan language center
3. Penambahan fasilitas olah raga

04 December 2006

Audensi Ikatan Alumni STT Telkom 2006


Alhamdulillah, setelah berkali-kali bertemu dengan alumni, baik yang ingin menyelenggarakan temu alumni maupun yang ingin memberikan andil dalam membentuk Ikatan Alumni, maka hari ini Senin 4 Desember 2006 pukul 9-13 STT Telkom kehadiran Pengurus Inti Ikatan Alumni STT Telkom, yaitu:
1. Tri Wiyasa (TI'91) sebagai Presiden Ikatan Alumni STT Telkom
2. Imam Suhadi (TE'91) sebagai Sekjen Ikatan Alumni STT Telkom
beserta rombongan total sebanyak 9 orang.

Mereka mengadakan musyawarah pada hari Sabtu 2 Desember 2006 di Jl. R Rapat Sabilululang, PT Telkom MCC, Jl. Cisanggarung.

Sehingga tersusun struktur organisasi sementara, sebagai berikut:

Presiden

Bendahara

Sekjen

Deputi Bidang Konsolidasi Internal

Deputi Bidang Pemberdayaan Alumni

Deputi Bidang Pengembangan Almamater

Deputi Bidang Pengembangan Masyarakat



Struktur ini masih memungkinkan untuk diperbaiki dan masih mungkin pula mendapatkan masukan siapa-siapa yang akan mengisi kotak-kotak yang ada. Perkiraan waktu struktur organisasi dapat tetap adalah 2 minggu sejak tanggal 2 Desember 2006.

Pak Husni, selaku Ketua STT Telkom memperkenalkan tentang rencana ke depan STT Telkom dalam menghadapi situasi yang selama ini ada. Diantaranya STT Telkom akan membangun fasilitas fisik berupa: Gedung Asrama, Training Centre, Rektorat, dan Perpustakaan.

Kerjasama dengan perusahaan internasional dari China yaitu ZTE, dan nantinya kerjasama internasional akan diperbanyak. Pada tanggal 18 Desember 2006 akan berkunjung ke Malaysia untuk menjajaki kerjasama dengan Telkom Malaysia, UMM, Universitas Negeri Malaysia dan jika memungkinkan akan melakukan kerjasama dengan Nanyang University Singapore.


Dalam membuat program kerja, Ikatan Alumni STT Telkom akan membuat workshop untuk bisa mendapatkan masukan dari seluruh warga STT Telkom, baik mahasiswa, alumni, dosen dan karyawan STT Telkom.

Banyak program yang dibicarakan dalam pertemuan ini, seperti riset, pelatihan, dll. Untuk itu Ketua STT Telkom mengharapkan agar dibuat MOU antara STT Telkom dengan Ikatan Alumni STT Telkom.

Sekretariat Ikatan Alumni akan disediakan di STT Telkom. Ikatan Alumni mengharapkan sekretariat ini dapat mudah diakses oleh Alumni sendiri maupun mahasiswa. Alternatif ruangan: ruang KIKK yang saat ini belum digunakan secara maksimal, atau menggunakan ruangan yang ada di Students Centre (untuk ini harus dibicarakan dengan pihak pengelola teknis, yaitu BEM STT Telkom).

Alumni menginginkan adanya upacara pelantikan Pengurus Ikatan Alumni, perkiraan waktu 2 minggu sejak 4 Desember 2006 ini.

Di struktur Ikatan Alumni, selain ada di pusat (Bandung) yang berdasarkan fungsional, terdapat kepengurusan di wilayah (daerah).

Bagi Ka. BKA semoga kepengurusan Ikatan Alumni STT Telkom yang sekarang dapat bekerja dengan baik, sehingga Ikatan Alumni dapat eksis di dunia Pendidikan Tinggi dan tempat yang lain di Indoensia ini. Setelah begitu lama, Ikatan ALumni hanya terdengar kabarnya tanpa aktifitas yang nyata. Selamat berkiprah IKatan Alumni STT Telkom!

Kegiatan Mahasiswa STT Telkom

Dari survei yang Diterbitkan oleh National Association of Colleges and Employers, USA, 2002 (disurvei dari 457 pimpinan). Dengan menggunakan skala 1-5, didapat data sebagai berikut:

1 Kemampuan Komunikasi 4.69
2 Kejujuran/Integritas 4.59
3 Kemampuan Bekerja Sama 4.54
4 Kemampuan Interpersonal 4.5
5 Beretika 4.46
6 Motivasi/Inisiatif 4.42
7 Kemampuan Beradaptasi 4.41
8 Daya Analitik 4.36
9 Kemampuan Komputer 4.21
10 Kemampuan Berorganisasi 4.05
11 Berorientasi pada Detail 4
12 Kepemimpinan 3.97
13 Kepercayaan Diri 3.95
14 Ramah 3.85
15 Sopan 3.82
16 Bijaksana 3.75
17 Indeks Prestasi (>=3.0) 3.68
18 Kreatif 3.59
19 Humoris 3.25
20 Kemampuan Berwirausaha 3.23

Dari 20 item tersebut, ternyata yang benar-benar menunjukkan kemampuan akademik hanya satu item saja itupun pada urutan ke-17, sebuah urutan yang jauh di bawah.

Karena itu kemampuan akademik saja tidak cukup (hal ini bukan berarti, mengecilkan arti IPK), tetapi kemampuan mahasiswa (alumni) haruslah ditambah dengan sekian kemampuan yang lain.

Kemampuan-kemampuan yang lain dapat diperoleh baik di tengah masyarakat, maupun saat mengikuti kegiatan akademik dan non akademik.

Di STT Telkom organisasi mahasiswa yang dapat menunjang kegiatan non akademik ada sekitar 36 organisasi mahasiswa. Sebuah jumlah yang cukup banyak. Sebagiannya berkegiatan hanya bersifat rutin semata, latihan dan latihan, contohnya: Hikmatul Iman (tenaga dalam), Kei Shin Kan (karate), Tae Kwon Do, USBM (Minang), dan beberapa yang lain. Namun ada juga yang kiprah di STT Telkom kurang menonjol tetapi di tempat lain cukup menonjol seperti Judo yang malah mahasiswa menjadi atlet dari dojo yang lain.

Beberapa yang lain amat aktif. Salah satunya BEM yang saat ini menyelenggarakan kegiatan Olimpiade Mahasiswa STT Telkom, banyak cabang yang dipertandingkan diantaranya: Tenis Lapangan, Bulutangkis, Bola Basket, Futsal (di tahun-tahun sebelumnya rawan terhadap perkelahian), Tarik Tambang, dll.

Pada hari Jum'at yang lalu (1 Desember 2006) saya diminta membuka Warung Komputer HMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Industri), mereka memberi nama warung tersebut: Mc S (wah aku lupa singkatannya, kalau nggak salah S-nya berarti Solution). Sebuah upaya baru dari organisasi mahasiswa untuk mendapatkan dana dan juga kemampuan berwirausaha. Semoga mereka sukses!

Sabtu malam (2 Desember 2006) di GSG dilakukan Grand Opening Genia Returns, dari sisi nama Genia sebenarnya sudah pula diselenggarakan pada tahun 2006 ini, namun dengan pertimbangan penyebaran waktu yang terlalu mepet dengan Himpunan yang lain, maka HMIF menggeser waktunya menjadi bulan Desember ini. Banyak kegiatan dalam Genia Returns, ada Telkom Cyber Cup, Who wants to be Rich ST2 Telkom, Telkom Programming Contest, dan yang kemungkinan terbesar adalah XL Jambore IT. Genia Returns termasuk sukses dalam menghimpunan pendanaan, banyak sponsor yang ikut serta dalam kegiatan ini.

Tanggal 29 Nopember 2006 mahasiswa yang berasal dari UKM Basket menyelenggarakan STT Telkom Againts AIDS sebuah upaya untuk membukakan mata mahasiswa dan masyarakat umum tentang HIV/ AIDS. Kegiatan yang dilakukan adalah Kampanye Simpatik di dalam kampus dn di luar kampus, Seminar tentang AIDS pada hari Rabu (6 Desember 2006) dan pertandingan persahabatan Basket antara tim STT Telkom dengan Aspac.

Begitu banyak kegiatan mahasiswa, begitu padat kegiatannya sehingga diharapkan mereka (para mahasiswa) dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari keseluruhan kegiatan ini. Mengasah softskill, menambah kemampuan/ wawasan, dll sehingga mereka meningkat dalam berbuat yang positif bagi diri mereka sendiri dan bagi masyarakat pada umumnya. Harapan pula mereka tidak hanya capek dalam mengurus yang bersifat keduniaan semata, namun lebih jauh lagi dengan kegiatan-kegiatan ini merangsang kemampuan dan upaya mereka untuk terus mencapai kesejatian hidup yang sejati, yaitu kehidupan di akhirat nanti. Amiin.

01 December 2006

Sudah Desember 2006

Tak terasa waktu terus berlalu, sekarang sudah tanggal 1 Desember 2006.
Luar biasa...
Aku nggak merasa menghitung hari
Ketika hari ini sudah bulan Desember 2006
Apa yang telah aku lakukan?
Apakah aku semakin mendekati jannah?
Ya, Allah aku takut jika hari-hariku hanya sia-sia belaka