Kebanggaan itu, kadang menyesatkan, bangga terhadap kekurangan, bangga terhadap kelebihan, atau bangga karena banyak jumlah. Kadang kebanggaan diukur dengan jumlah kekayaan, semakin banyak kekayaan yang dia miliki, semakin maju dada membusung. Semakin banyak kawan yang berada dibelakangnya, semakin tinggi dia berada.
Kok naif, jika hal-hal yang demikian yang menjadi ukuran, lugu dan tak sepantasnya hal ini yang menjadi titik tolak kehidupan. Mestilah disadari hidup tak hanya di dunia ini saja. Masih ada kehidupan yang jauh lebih lama, nan abadi. Abadi bukan karena sifatnya yang mewajibkan abadi, namun abadi karena diciptakan oleh Yang Maha Abadi.
Hari ini, 16 September 2006, PT Telekomunikasi Indonesia membuat perayaan untuk memperingati hari Bhakti Postel, sebuah hari diperingati, sebagai tonggak lahirnya kehidupan pertelekomunikasian dan perpostelan. Dari sisi nama memang beda dari yang lainnya. Cenderung yang diperingati adalah kelahiran, tetapi untuk Postel, awal Bhaktinya yang diperingati.
Spanduk tertempel disudut kanan Kantor Pusat, Jaga Kesehatan dengan Olah Raga Teratur. Tentunya spanduk ini dipasang oleh orang-orang yang telah mengamati atau bahkan mengalami sakit karena kurang olah raga, kolesterol, asama urat, jantung, dll.
Dari sisi acara sebenarnya tak ada istimewanya, hanya gerak jalan. Sebuah lomba yang mestinya mengadu keselarasan, kerapihan, dan ketepatan waktu. Namun perlombaan yang diadakan di kota Bandung tentunya berubah menjadi acara yang kurang sedap. Mengapa demikian?
Bayangkan saja seribuan orang berjalan, berbarengan, maka Kota Bandung yang terkenal macet pun akan segera berubah menjadi kemacetan. Ya, itulah jadinya. Namun panitia memang sungguh luar biasa. Mereka mengerti untuk tak berbuat merunyamkan kondisi yang ada, karenanya dipilih jalan-jalan yang tak begitu padat, bukan jalan protokol. Hanya jalan diantara jalan-jalan protokol.
Dari Japati menuju jalan Sentot Ali Basah, Diponegoro, terus masuk ke jalan orang-orang yang lumayan besar-besar rumahnya, Masjid Istiqomah menyebrang jalan Martadinata (tentunya di persimpangan ini sangat macet), masuk jalan Aceh, sedikit di jalan Martadinata, dan belok ke jalan Anggrek, tembus ke jalan Supratman Kantor Divre III, berbelok ke samping Pusdai, tembus ke jalan Suci, dan kembali ke Japati.
Perjalanan ini singkat, namun keramaian dan kebanggaan sebagai warga Postel menyeruak membedah diri. Kemacetan telah aku ikut serta membuatnya.
Maafkan kami.
Apakah ini kebanggaan kami?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Selamat hari bakti Postel. Tapi, bukannya tanggal 27 September ? Dimajuin kali ya, karena ntar sdh bulan puasa.
ReplyDeleteDi situ kan biasa macet kalo hari minggu. Jadi setahun sekali ditambah macetnya di hari sabtu, boleh deh.... lagian, saya gak di bandung kok ;-)
Benar.
ReplyDeleteIni adalah rangkaian dari acara hari bhakti Postel
Halo Pak...
ReplyDeleteGimana kabarnya..? Selamat hari Bakti Postel deh Pak.
Btw, tambah shout Box pak...?
:D
Hallo juga cutie...
ReplyDeleteFotomu terlalu kecil, hingga aku nggak bisa lihat dengan jelas.
Bisa lebih jelas?