Begitu macetnya jalan Soeharto-Hatta ruas Samsat-Metro, jalanan begitu padat, macet mulai pintu keluar jalur lambat yg dekat sungai Cidurian. Perjalanan hanya setengah menit, kemudian berhenti. Jalan sedikit berhenti lagi. Setiap 200meter berhenti. Sepeda motor pun terpaksa masuk jalur cepat. Di jalur lambat benar-benar padat, kendaraan bergerak lambat, kecepatan hanya 5km per jam.
Hari ini Kamis, tanggal pun bukan tanggal muda. Di depan memang ada perempatan Kiara Condong dan Soekarno-Hatta. Perempatan ini sangat strategis menghubungkan jalur-jalur padat Kiara Condong, Buah Batu.
Daerah Buah Batu yang tumbuh layaknya jalanan serba konsumtif. Berbagai fasilitas belanja tumbuh di sini. Di dekat Buah Batu terdapat yang berbintang 5, yaitu Horison. Factory Outlet pun tumbuh dengan pesat di jalan Buah Batu. Tempat-tempat belanja terdapat beberapa yang tergolong besar, ada Griya Yogya, Tops. Tempat makan pun berjamur di sana. Buah Batu menjadi gerbang terakhir masuk Kota Bandung dari arah tol Cipularang bagian Selatan. Wajar dan pantas jalanan ini tumbuh dengan pesat mengingat kondisinya yang memang mengharuskan hal itu terjadi.
Pedagang asongan memperlihatkan tabloit yang menulis besar-besar Istri Baru Mensesneg. Terus terang aku kaget dengan perilaku menteri yang pernah menteri Hukum dan HAM, pada periode sebelumnya. Bagaimana seorang partai Islam bisa berbuat yang sulit diterima logika. Anak usia 23 tahun dinikahinya, usia ini hanya terpaut 2tahun dengan anaknya sendiri dari istri pertamanya. Mana bisa diterima logika? Jelas saya bingung.
Ternyata penyebab ini dapat diketahui dari spanduk berwarna hijau yang dipasang di pembatas jalan. Spanduk itu berbunyi: Mohon maaf perjalanan anda terganggu Wisuda Magister Universitas Islam Nusantara.
Uninus, sebuah Perguruan Tinggi, yang pada siang haris sepi. Tetapi ramai di malam hari. Mahasiswanya dari kalangan pegawai yang ingin agar kariernya meningkat dengan cepat karena ijasah pendidikan.
Lepas dari perempatan ini masih dihalang dengan perempatan Buah Batu Soekarno-Hatta yang menjadi kebiasaan perempatan ini selalu macet. Karena menampung kendaraan dari arah Timur, Selatan dan Barat, mereka tumplek di jalan Buah Batu, yang memang disengaja untuk macet, agar para pengendara kendaraan menyempatkan diri untuk melihat toko-toko yang berjajar dengan aneka tawaran yang menggiurkan.
Yah, inilah yang ada, macet dan macet sudah menjadi makanan yang sehari-hari dirasakan di jalur Soekarno-Hatta. Jalan yang sebenarnya begitu lebar menyempit di ruas Samsat-Buah Batu. Dari arah Timur Samsat terdapat 8 jalur. 4 lajur dipakai untuk arah ke Barat dan 4 lajur lainnya dipakai untuk arah ke Timur. Masing-masing dipecah menjadi jalur cepat dan jalur lambat.
21 September 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment