Peristiwa 9/11 memang memilukan, terlalu banyak korban yang mestinya tidak layak menjadi korban. Ribuan korban dalam bencana ini. Tidak satu, tidak dua, tetapi ribuan.
Jika memang serangan itu ditujukan kepada hegemoni Barat (Kapitalis) dan dilakukan oleh Pejuang Islam, tentunya mereka akan memilih sasaran dengan tepat, yaitu: para penguasa Barat dan jelas-jelas tidak ada di WTC. Untuk apa membunuh orang yang tak ada kekuatan untuk menyerang para Pejuang Islam? Bahkan perang di Islam pun tak sembarangan, membunuh satu jiwa yang tak layak untuk dibunuh, laksana membunuh manusia seluruh dunia.
5:32. Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya[412]. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
[411] Yakni: membunuh orang bukan Karena qishaash.
[412] hukum Ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, Karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan Karena membunuh seseorang berarti juga membunuh keturunannya.
[413] ialah: sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata.
Karena itu, jika mereka benar-benar Pejuang Islam yang nota bene dapat dipastikan mereka akan menta’ati Sumber Hukumnya, yaitu: Al-Qur’an dan Hadits Shoheh, kok nggak layak melakukan kegiatan yang demikian itu.
Di lain pihak, terdapat banyak fakta yang memang semakin meyakinkan akan pernyataan pada paragraf di atas. Yaitu: sekitar 5000 orang Yahudi mampu lolos dari bencana tersebut, karena secara bersama-sama melakukan cuti untuk tidak masuk kerja. Sebuah langkah yang agak sulit untuk dimengerti bagaimana bisa mengkoordinir dengan cara yang biasa, sehingga 5000 orang cuti bersama. Hal ini hanya mungkin dilakukan oleh sindikat yang luar biasa solidnya.
Dengan mengatasnamakan peristiwa 9/11 itulah dengan rela hati dan suka hati Presiden Amerika Serikat membuat kegaduhan dan mampu menewaskan lebih banyak manusia tak berdosa dalam perang di Afghanistan dan Irak.
Dan ketika orang-orang di Indonesia menyatakan tidak mengakui adanya aksi teroris di Indonesia, pernyataan ini pernah dikeluarkan oleh mantan Wakil Presiden, maka bom Bali I pun terjadi. Meskipun banyak pula orang yang tak percaya bahwa yang meluluh-lantakkan Bali saat itu, memang benar-benar Bom bikinan Amrozi, dkk. Banyak analis yang menyatakannya: Tidak mungkin potasium, mampu membuat kerusakan sedemikian parah, walaupun potasium tersebut sebanyak satu Truk Tronton, apalagi hanya sebanyak L300 yang kapasitasnya tak sampai 1/3 truk tronton.
Fakta lain, ketika sebagian besar negara di Dewan Keamanan PBB, tidak setuju yang berakibat PBB tidak setuju dengan usul Amerika Serikat untuk menyerang Afghanistan, tetap saja Amerika Serikat memaksakan diri untuk menyerang Afghanistan. Bahkan akhirnya berlanjut dengan penyerangan Negara Irak. Dan kedua tersebut saat ini tidak kunjung damai, sebagaimana janji Amerika Serikat. Sampai saat ini tuduhan Amerika Serikat bahwa di Irak dikembangkan senjata nuklir pun tak terbukti, walaupun secuil bukti senjata. Tak mampu ditemukan, tak mampu diendus. Kabar yang pernah membuat banyak orang ternganga ternyata hanya pupuk urea yang dipakai untuk memupuk pertanian di sekitarnya.
Pertempuran di kedua daerah jajahan baru Amerika Serikat, sampai saat ini belumlah benar-benar padam. Pertempuran terus berlangsung, membela diri, menghadapi kesombongan Amerika yang dengan rela hati mengorbankan rakyatnya sendiri, kemudian melabrak negara lain.
Walau begitu, walau tak berhenti juga, pastilah Amerika tidak akan berhenti memaksa negara lain untuk tunduk padanya. Karena itu 9/11 adalah pertempuran tiada akhir.
11 September 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment