13 November 2006

The Real Terorism

Atas nama PBB, walaupun tidak ada suara bulat untuk mendukung tindakannya, Amerika tetap saja menyerang Irak dengan tuduhan menyimpan senjata pemusnah massal, dan hingga saat ini tidak terbukti tuduhan tersebut.

Anehnya PBB tidak berani memberikan sanksi kepada Amerika atas tindakan gegabah tersebut. Sanksi dapat diberikan kepada Amerika sebuah negara atau diberikan kepada pribadi George W Bush, sebagai penjahat perang, karena begitu banyak manusia yang mati akibat kekejamannya.

Bagaimanapun perlu pula dilakukan pengadilan atas apa yang disebut sebagai tahanan Amerika yang salah satunya dilakukan Guantanamo, tetapi hingga saat inipun tidak ada upaya pengadilan yang adil atas mereka. Mereka ditahan dengan tingkat pengamanan yang ekstra bahkan amat ketat. Ketika kemudian ada berita bahwa Umar Al-Faruq mampu melepaskan diri dari kungkungan penjara Guantanamo, banyak orang yang mencibir, tidak mungkin hal itu terjadi atau pendapat yang lain menyatakan seketat-ketatnya pengamanan yang dilakukan, ternyata masih ada juga celah untuk lolos.

Amerika sebagai negara pengadil yang dianggap paling adil, yang dianggap mampu menegakkan demokrasi dengan seimbangan antar pihak, ternyata tak terbukti. Bohong belaka. Kebebasan yang selama ini ditawarkan pun ternyata hanya kebohongan. Bohong dan bohong, itu yang selalu ditampilkan olehnya.

Kebohongan itu laksana apa yang ditunjukkan oleh film-film action Hollywood, yang berkesan hebat, yang berkesan luar biasa, namun tak terbukti bahwa hal itu menjadi kenyataan dan bisa dilakukan. Manalah mungkin hanya dengan seorang Rambo mampu mengobrak-abrik lawan-lawan di Vietnam, yang jadi kenyataan adalah lari tunggang langgangnya tentara-tentara Amerika terbirit-birit meninggalkan medan laga.

Apakah mimpi-mimpi ini yang kita ikuti? Apakah khayalan sebagai Pengadil Yang Maha Adil yang kita ta'ati? Ataukah kita sudah tersihir oleh tukang sihir? Apakah setuju kita menjadi pendukung, baik langsung maupun tak langsung 'The Real Terorism'? Ataukah kita hanya ketakutan terhadap bayang-bayang Raksasa yang seolah-olah Menjamin Keamanan Dunia?

Tentunya tak boleh kita balas dendam, karena Islam mengharamkan balas dendam, ayo mari kita bangun dunia ini berdasarkan kenyataan yang adil dan menentramkan. Ayolah kita bersama membawa kehidupan di dunia ke dalam kehidupan Yang Adil dengan Senyata-nyata, sesuai Keadilan yang Haq, yang memang harus diwujudkan, Keadilan yang akan membawa setiap manusia sesuai denga Fungsi dan Perannya, keadilan seperti yang digambarkan oleh Rasul-NYA, jikalau anakku Fatimah berbuat kesalahan dan sesuai aturan Ilahi Rabbi, harus dipotong tangannya, maka akan aku potong tangannya. Samanya kedudukan di depan Maha Pengadilan, dan sederajatnya manusia di hadapan Pengadilan yang memang adil. Keadilan yang tidak lagi diukur oleh kepentingan, hasrat dan nafsu hewani, tetapi keadilan yang jelas dan sah tolak ukurnya. Keadilan yang pemimpinnya sendiri siap diambil nyawanya jika melakukan kesalahan! Keadilan yang bukan ditentukan oleh bukti fisik semata, namun niat dan hal-hal yang ada di balik itu harus terungkap pula, tidak cukup dengan bukti bahwa seseorang telah mencuri, namun mengungkap pula, mengapa dia mencuri, maka yang menyebabkan dia mencuri itulah yang terkena hukuman.

Ketika kemudian tuduhan tidak terbukti, mengapa kita mesti takut, ta'at kepadanya? Bukankah kekuatannya pun hanya sebuah fatamorgana, hanya tampaknya saja besar dan kuat, bukankah kenyataannya tidak begitu? Kenapa mesti takut dengan kekuatan yang bersifat khayalan saja? Ketidaktakutan itu bukan dinyatakan dalam bentuk balas dendam, namun dengan menggiring diri menuju keadilan yang sejati.

No comments:

Post a Comment