07 November 2006

Geliat Raksasa China

Saat masih ada Uni Soviet, negara ini terkesan terseok di bidang ekonomi, apalagi di bidang teknologi luar angkasa. Amerika telah mengirimkan pesawat luar angkasa, bahkan sebelumnya sudah pernah mengirim manusia untuk menginjakkan kaki di bulan, begitupun Uni Soviet mengirimkan Yuri Gagarin ke bulan, sekalipun misinya gagal. Namun tonggak teknologi telah pula mencapai kondisi khusus dengan adanya kegiatan tersebut.

Di sisi ekonomi pun saat itu Amerika telah mampu menjadi salah satu barometer ekonomi dunia, negara-negara di dunia cenderung lebih suka menjalin kerjasama dengannya di bidang ekonomi. Begitupun Uni Soviet. Dua kutub yang menyatakan dua kubu yang saling berhadapan, sehingga dikenal dengan istilah perang dingin.

Kemudian Jepang menunjukkan kedigdayaannya di bidang ekonomi, dengan mengekspor barang elektronik dan otomotif tak sedikit jumlahnya. Disusul kebangkitan Korea dengan mengusung produk-produk kendaraan roda empat, dan kendaraan berat untuk peralatan ke-PU-an.

Saat ini China begitu melejit dengan membanjiri Asia dan Eropa dengan barang-barang elektronik, dan tekstil. Harga yang ditawarkannya pun amat dan sangat murah. Sehingga para pesaing bisa-bisa gigit jari jika berkompetisi dengan produk China dengan kriteria harga.

Kondisi yang demikian itu membuat didekati oleh ASEAN dengan membuat Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-China di negara China, bahkan Indonesia pun membuat semacam pameran di negara tirai bambu tersebut. Ternyata tak juga ASEAN, Afrika pun turut mendekati pula, bahkan China menawarkan pinjaman lunak ke negara-negara di benua Afrika. Sebuah upaya China (Timur) untuk membuat bayangan Amerika (Barat).

Amerika Serikat dgn sekutunya yg sedang senang menunjukkan kebolehan militer dan peralatan militernya. Menembus batas negara. Negara yg dianggap menentang dirinya ataupun organisasi yang dianggap akan menjatuhkan dan menghancurkannya segera dibumihanguskan dan diduduki, lantas membuat pemerintahan boneka yang harus mengikuti kehendaknya, baik dengan cara menggerakkan mayoritas penduduk negeri tersebut, sehingga berkesan demokratis, jika mayoritas belum siap memilih pemerintahan boneka, maka pemilu sebagai bentuk perwujudan demokrasi akan diundur pelaksanaannya.

Maka Amerika dan sekutunya akan menghadapi tantangan China dengan gerak ekonomi dan perdagangannya. Teknologi tinggi yang telah mampu diubah oleh China menjadi teknologi rumahan, membuat terbelalak mata para ekonom di seluruh dunia, karena mampu menawarkan harga yang jauh lebih murah, nyaris 10% dari harga yang ditawarkan oleh para pemain lama.

PT Telekomunikasi Indonesia tbk, sebuah perusahaan yang menjadi barometer pergerakan saham, baik di BEJ maupun di Surabaya, dan tercantum sebagai perusahaan penjual jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia, pun akhirnya takluk juga untuk menggaet kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi dari China, Huwa wae. Indonesia memang sudah mulai akrab dengannya.

Amerika yang sudah terkenal boros produk-produknya, begitupun Jepang yang sudah senang bermain dengan harga-harga yang lebih mahal, akan mudah terseok-seok dalam perjalanan beberapa tahun mendatang, ketika produk-produk China diterima oleh pasar dunia, walaupun mereka ditahan dengan proteksi yang ketat dari negara yang bersangkutan.

China akan segera menjadi kiblat teknologi dan ekonomi masal.

Apakah karena hal ini Bush menyempatkan diri selama 6 jam ke Istana Bogor?

No comments:

Post a Comment