14 August 2006

Pantai Pangandaran


Perjalanan jauh kami tempuh, perjalanan dari Pasirjati menuju tepat wisata yang disediakan oleh panitia dari PPDU. Waktu yang sempit membuat kami harus berjalan mulai jam 21 malam. Sebelumnya saya harus tidur dulu, akibat sebelumnya harus olah raga. Jam 18-21 dipakai untuk tidur, namun tak juga nyenyak tidurnya, karena beberapa kali dibangunkan oleh panitia melalui HP: “Pak, serius mau ke Pangandaran, sekarang sudah malam. Kalau tidak berangkat kamarnya mau dijual”. Setengah mengantuk aku katakan bahwa aku pasti berangkat. Itu tanggal 17 Januari 2006. Dan alhamdulillah, sekitar jam 02 kami sampai ke Hotel yang sudah dipesan oleh panitia. Jauh dan cukup perjalanan tersebut.

Ini adalah permainan di pantai Pangandaran:
Lihatlah keenam anakku sedang main di pantai. Air jernih dan ombak bergulung. Dasar laut pun terlihat dengan jelas. Maha Besar Allah yang telah menciptakan segenap ciptaan-NYA. Yang menyengkan maupun yang mengharukan.

Lantas, rasanya baru kemarin kami bermain di sana, ternyata kemudian ada bencana yang cukup membuat suasana kacau balau.

Beberapa bulan setelah Aceh diporak-porandakan oleh gelombang gempa dan Tsunami, banyak orang yang ragu untuk bermain di pantai, sehingga sepanjang perjalanan pun selalu dengan memperhatikan kondisi sekitar, kalau-kalau gelombang tsunami menghantam dan ternyata kejadian tsunami terjadi setelah kami meninggalkan acara wisata dengan PPDU. Rasa haru dan biru menggelora pada kami.

Sungguh, apakah kami akan menuntut pada Sang Maha Pencipta atas kejadian ini? Bukankah Beliau lebih memahami, lebih mengetahui, lebih mempunyai rencana, disbanding saya pribadi yang hanya seorang manusia, yang tak kan tahu jika bukan diberitahu?

Sungguh, Engkaulah Ya Allah Yang Maha Mengatur segalanya, maka ampunilah kami, teguhkanlah pendirian kami, hindarkanlah kami dari azab-MU, jauhkan kami dari siksa Api Neraka-MU. Ya, Allah, tambahkanlah keimanan kami. Pandaikanlah kami mengatur diri, mengatur keluarga dan mengatur warga. Dan teruskanlah penambahan keimanan kami, sehingga kami mampu menduduki syurga, jannatun na’im, tempat yang termulia setelah di dunia ini. Amiin.

No comments:

Post a Comment