Selasa, 12 Agustus 2008 sore, kami kalah bermain futsal melawan Dep Sains, dengan skor 5-7. Tembakan Adi memang luar biasa. Tembakan yang sulit untuk ditangkap, sepinggang tingginya, berkelit dari back dan busss, masuk.
Rasanya baru beberapa menit bermain sudah kemasukkan tiga gol dari Adi dan temen-temennya. Padahal dari sisi lokasi permainan sengaja memilih yang tidak silau.
Tendangan sepinggang, lebih tepatnya sedengkul memang susah ditangkap jika dilengsakkan dengan keras. Paling tendangan jenis ini adalah dihadang, atau ditutupi badan, untuk ditangkap akan sulit sekali. Namun apalah mampu, umur 40-an, membuat gesiatan gerakkan sudah berkurang. Aku ingat pula jika main badminton posisi sudah maju, dan tiba-tiba shuttle cock dipukul ke belakang, nggak mungkin aku mampu mengejarnya. Berat memang... minimal berat badan.
Dari arah penonton pun suara cemooh dan pemberian semangat silih berganti. "Ayo Pak Mahmud kembali kayak permainan sebelumnya!" Sulit rasanya nafas yang belum sempat kembali ke posisi normal, kembali bola yang demikian sulit itu muncul lagi. Namun tidaklah sia-sia perjuangan permainan ini. Sampai posisi setengah main, ternyata kami tidak kalah telak, cukup 4-3.
Setengah permainan kedua posisi kami ada di sebelah Timur yang berarti kemungkinan kiper akan silau oleh matahari. Namun waktu geser menjadi sore hari, hal itu tak menjadi masalah, silau telah hilang. Posisiku pun kembali menjadi kiper, setelah Pak Didin, mengusulkan aku kembali sebagai kiper.
Lumayanlah ada beberapa tendangan dari teman-teman Adi berhasil aku blok. Namun rasanya sakit diselakangan, akibat menjatuhkan diri ternyata membawa masalah. Karena kurang latihan scrathing (merentangkan kaki), membuat hal ini menjadi masalah. Yah... di sisi permainan memang Departemen Sains sudah terbiasa bermain bersama, sedangkan kami, ya... saat ini kami bermain.
Tak apalah kami kalah, 4-6, sehingga masih masuk perebutan tempat ketiga. Dan perebutan tempat ketiga yang dilaksanakan di GOR dekat kompleks Margahayu Raya, ternyata tak dihadiri oleh lawan, yaitu grup BAU, yang menyatakan terlalu capek setelah ikut kejuaraan badminton se kecamatan Dayeuh Kolot. Jadilah, kami juara ketiga!
Lihat aku tersenyum dengan menggenakan topi bertuliskan STT Telkom. Lumayan ini adalah karier pertamaku dalam ajang pertandingan futsal di IT Telkom.
Dulu ketika SMA aku sempat latihan karate, yang saat itu perguruannya adalah INKAI. Dari kelas satu hingga kelas dua. Kelas tiga nggak mungkin latihan lagi karena siap-siap Ujian, bagi kami-kami. Sabuk hijau adalah yang kuraih terakhir. Namun kelemahan pada mata membuat aku nggak berani bermain komite.
Inilah artinya hidup, hidup mestilah diisi dengan berbagai aktivitas, tak boleh monoton satu kegiatan saja yang utama, dan yang lain secara ekstrem ditinggal. Karena manusia haruslah meraih kemenangan yang sejati, dan itu hanya mungkin diraih dengan berbagai macam aktivitas, tak boleh hanya satu aktivitas saja. Ayo, terus kembangkan diri!
13 August 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment