07 August 2008

Aku Bertanya dan kalian diam

Aku bertanya dan kalian diam
Oleh: Mahmud ‘Imrona[1]

Wahai, mahasiswaku: Apakah ada pertanyaan?
Diam, sunyi, sepi...
Ah, mungkin aku salah bicara...
Any equation?
Tak juga ada pertanyaan...
Ah mungkin ... kalian kurang mengerti boso Londo...
Pripun mas mbak ... wonten ingkang bade takon? ...
Lho, kok podo wae ... podo meneng kabeh ...
Tah, ini mah mungkin bener...
Kumaha ... aya nu bade taros? ....
E ... lha dalah ...
{logat Medan}Ah... kau gimana sih ...
Aku tanya kalian pakai bahasa Indonesia .... diam
Aku tanya pakai boso Londo ... silence
Aku tanya pakai boso Jowo ... meneng ... kabeh ...
Aku tanya pakai basa Sunda ... tak ada beda

Ada apa ini?
Kalian sedikit ‘kali bicara ...
Apakah kalian sakit?
Kelukah lidah kalian?
Ketinggalankah akal kalian?
Ataukah nafasmu masih tersengal?
Kosongkah hatimu?
Tak siapkah engkau kuliah hari ini?

Aku bertanya ....
Dan kalian diam membisu ...

Ah, aku tahu ...
Aku tahu ...
Kalian diam karna kalian takut ...
Takut ditertawakan ... atas pertanyaan tak berbobot
Takut ketahuan modal kalian
Atau ... kalian belum baca semalam

Ah ... janganlah begitu ...
Janganlah menghinaku, aku bukanlah genderuwo yang perlu ditakuti
Saat ini ... kalian belajar
Ungkapkan apapun yang ada dalam dirimu
Tak usah takut, tak usah bimbang

Ayo ... bertanyalah ...
Diam, itu jawabanmu
Kalian gerakkan kepalamu, menunduk
Sibuk ... tanpa makna, coret kanan, coret kiri, tak ada bekas

Ah ... ataukah ini penyebabnya?
Kalian masih menjadi bagian generasi-generasi terjajah?
Mungkin bukan kalian yang mengalami langsung
Namun tapak, bekas luka masih ada
Ratusan tahun tertancap!
Puluhan generasi teracuni!

Yah ... aku maklum
350 tahun dijajah Belanda
Tertancap mantap belasan generasi
Tak bicara, kecuali senada Belanda
2,5 tahun kerja rodi bersama saudara dari timur
Mana sempat kita bertanya
20 tahun oleh Soekarno
“itu dadamu, ini dadaku, hadapkanlah!”
“go to hell with your aid!”
Tak boleh orang bicara, kecuali Soekarno menghendakinya
Ketika Hatta mengkritiknya?!
“Aku tak butuh Hatta”
“Aku sanggup baca sendiri proklamasi!”
“Lihatlah, bukankah Hatta diam membisu?”
“Aku hanya butuh, suara Sumatera!”
33 tahunan oleh Suharto
Suara miring, berarti subversif!

Aha ... sekarang kan orde reformasi?!
Mengapa masih diam juga?!
Bekas luka itu memang masih ada...

Wahai, anakku, jadilah orang merdeka!
Lawan! Tirani ketakutan pada sesama!
Tunduk patuhlah pada Sang Maha!
Hingga ketakutan itu, hilang, lenyap, tak berbekas
Laksana HOS Cokroaminoto nyingkrang di hadapan Belanda
Memompa semangat Soekarno menentang Belanda
Sayang Soekarno tak tamat belajar, malah jadi penjajah baru
Takutlah hanya pada-NYA
Asyhadu’ala ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasululllah


[1] Dibacakan dalam seminar & workshop : “Breaking the Silence: Interactive Classroom Communication” di tempat VIP B GSG IT Telkom, tanggal 07 – 08 Agustus 2008 yang diselenggarakan oleh i-CDC IT Telkom

11 comments:

  1. Hmmm...
    sy juga sebagai mahasiswa...secara pribadi kadang2 bingung apa yang harus ditanya..hehehe...mungkin sy memiliki wawasan yang masih sedikit, sehingga merasa ilmu itu sudah cukup dan jelas bagi saya...padahal mungkin klu dah ngerjain tugas...jadi kwalahan...

    ReplyDelete
  2. Problem utama dapat dilihat pada bait ke 3 dan 4 dari bawah, dan hal itu terbawa sejak kecil, karena orang tua sudah begitu frame-nya. Harus diubah melalui diri sendiri. Orang lain hanya bisa mengingatkan.

    ReplyDelete
  3. klo sy ngga suka bertanya lb sering krn mboten ngertos naon2 pak hehehe... jd susah utk mengungkapkannya dg kata2 (pertanyaan) hihihi....

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. rasanya saya ngak gitu deh pak,saya biasanya menjawab tidak,atau yang bapak harapkan bukan jawaban tapi pengakuan yang disertai pertanyaan "pak itu bagaimana pak??"(maaf tidak bermaksud mengkritik) sayapun jika tidak memahami sesuatu akan langsung bertanya hingga mengerti setelah mencobanya sendiri



    TOLONG KOMENTARI JUGA BLOG SAYA YA PAK (http://yoga_writing.blogs.friendster.com/my_blog/)
    ENTAH KENAPA NGAK ADA YANG MENGOMENTARI

    ReplyDelete
  6. Justru itu, kejujuran memang barang mahal. Mestinya ketika tidak mengerti apa-apa pun bisa menjadi pertanyaan.

    "Aduh, Pak, aku sudah baca berkali-kali, namun tetap saja, aku nggak ngerti. Gimana ya, Pak?"

    Mestinya ini kan jadi pertanyaan. Namun sudah ratusan tahun disuruh diam... ya ... terpaksa tidak keluar kejujurannya. Diam, itu jawabanmu

    ReplyDelete
  7. He..he..
    kalo saja semua dosen dan guru bisa berkata seperti itu pak...
    tapi yg ada juga (dari saya tk sampe kuliah di stt telkom dulu) jika kebanyakan bertanya..sang guru akan ngomel " kamu belum baca materinya y? pahami dulu dengan baik baru kamu bertanya.." *xixixi*
    bahkan dulu di SMU,saya pernah ketemu guru yg ketika di tanyain bermacam2 akan membentak dengan muka galak : "Mo nge-tes kemampuan saya?" arrrgh...

    ReplyDelete
  8. Pak, pernah minta komentar dari siswa bpk belum yah? ..

    .. ada komentar?
    .. ada komplain?
    .. ada masukan?
    .. ada yang salah?

    ato .. ayo diskusi! ..
    Jarang sih dulu, dosen didepan kelas mengajak diskusi .. :P

    cmiiw loh Pakde, .. saya jg kalo ditanyain bakal diem jg ..., trus kadang ilmu dari dosen itu kebanyakan hal baru buat saya dan masih teori (disimpen dulu diotak, tar dicari2 lagi kalo berhadapan lgs dengan suatu masalah, hahaha), ...

    Maaf Pakde, baru pertama ini saya baru masuk ke blog pakde, jd baca2 kanan kiri termasuk googling, ternyata Pakde ini dosen IF yah? (maap saya yang kuper).. weh weh ..susahnya belajar informatika adalah menalarkan semua teori2 IF, .. saya anak TE, tp all my jobs is about programming & Operating System ... (saya kerja jadi support engineer, tp nda lepas dari coding/scripting)
    semua teori2 IF yang pernah saya kenal/baca, awalnya bakal susah masuk di nalar, tp ketika masalah2 ada didepan saya, cukup baca sekilas .. teori2 itu bakal nyambung sendiri2 ...

    Mungkin, ilmu yang harus dibagi jg adalah ilmu terapan .. apa sih gunanya matakuliah X,Y ato Z di dunia-nya anak telco? .. bukan ilmu praktis, .. tp dasar mempelajari keilmuan mata kuliah itu untuk apa ...

    hihihihi ..
    maap pakde, anak ingusan kayak saya kebanyakan komentar .. xixixixi ...

    ReplyDelete
  9. whehehehehehe, mahasiswa mungkin takut ma Pak Mahmud pak :D :D

    Semangat pak, tetap mencerdaskan anak-anak muda yang kadang-kadang kurang ajar ini :P

    ReplyDelete
  10. Lihat, puisinya, baca dengan teliti, maka terlihat segala cara dan daya diupayakan agar diskusi tercipta. Pernah, bahkan dibuat kelompok-kelompok, nah, supaya diskusi menjadi wajib, maka diminta membuat jawaban dari soal. He yang terjadi, yang nganggur juga nganggur, yang kerja ya kerja. Jadi yang nganggur numpang nama saja.

    ReplyDelete
  11. Wah sama seperti kelas saya yang diajar pak mahmud waktu semester 2 dulu....Rata-rata dapat C gara-gara "malas" bertanya.....

    ReplyDelete