Hari-hari ini begitu ramai perbincangan akan adanya reshuffle kabinet. Tak tanggung-tanggung para politisi senior, Amien Rais, Try Sutrisno, Megawati, dll angkat bicara. Bahkan partai pun ikutan nimbrung dengan mengadakan konsultasi nasional. Luar biasa gaungnya.
Beberapa menteri oleh media massa dicalonkan untuk diganti. Ada yang karena sakit-sakitan, ada yang terkena kasus uang Tommy Suharto, ada yang diindikasikan kena kasus KPU, juga ada yang terkena kasus korupsi, dan yang banyak menimbulkan polemik adalah berkinerja tidak baik.
Tentang kasus uang Tommy Suharto, aku kurang paham bagaimana asal muasalnya, yang juga melibatkan Wapres Yusuf Kalla, sempat juga berkomentar bahwa penduduk Indonesia jangan kaget, Indonesia akan kemasukan dana yang amat besar, namun bukan hasil korupsi, sungguh luar biasa kasus ini.
Nama-nama pengganti pun sudah pula beredar luas. Si A digeser dari menteri yang banyak menangani keuangan ke mentri yang banyak menangani masalah sosial, dst.
Guliran ini pun menuai kemampuan Presiden untuk menjawabnya, beliau menjawab dalam satu hari sampai dua kali, ketika panen durian dan ketika sebelum sholat Jum'at. Yang akhirnya dikatakan oleh beliau: "Akan diputuskan pada awal bulan Mei"
Semua tiba-tiba terdiam, sambil menunggu-nunggu apa yang akan terjadi.
Semoga reshuffle ini membawa angin yang bagi Indonesia, yang terus menerus ditimpa berbagai macam masalah. Lumpur Lapindo yang tak kunjung selesai, dan akhirnya agak terdiam setelah diberikan 20%, bencana transportasi yang silih berganti, bahkan Sabtu kemarin sekaligus dua kecelakaan kereta api terjadi, sekarang di Bandung mulai banyak kabut pada hari yang cenderung membuat masalah, pesawat terbang yang mengalami berbagai macam kecelakaan, jatuh, tidak bisa terbang, mendarat darurat, dll, juga ada masalah yang juga bergantian tempatnya, yaitu banjir dan tanah longsor.
Di bidang penanganan hubungan luar negeri pun pemerintah cenderung memusuhi rakyatnya sendiri, bayangkan di satu sisi membutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terkenal murah, namun memberikan persetujuan agar Iran dikenai sanksi karena mengembangkan nuklir untuk tujuan damai. Di sisi yang lain, masyarakat Indonesia masih alergi dengan Israel yang terkenal dengan pembantaian etnis dirinya saat Nazi, padahal banyak fakta yang menyatakan bahwa pembunuhan itu hanya karangan orang Yahudi, tetapi dengan relahati pemerintah menyetujui kunjungan Israel ke Indonesia.
Walaupun aku pesimis, mungkinkah Indonesia mampu bangkit dari keterpurukan yang terus terjadi? Dengan melakukan reshuffle kabinet?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment