12 October 2006

Istriku Sakit

Penyakit ini memang penyakit menahun,dulunya setiap kali hendak melahirkan, bukan beberapa hari sebelum melahirkan, tetapi saat-saat menjelang melahirkan selalu terjadi.

Ketika hendak melahirkan anak yang pertama, mulai pembukaan satu, sudah ada tanda-tanda hendak naik. Sampai sesaat sebelum melahirkan, alat untuk mengukurnya sudah disingkirkan karena naiknya sudah sangat di atas wajar.

Setelah lahir anakku yang pertama, sang bidan harus jalan-jalan melepaskan diri dari ketegangan, dia telah meminta suaminya untuk mengajaknya. Melepaskan kepenatan, melepaskan ketegangan yang terjadi, melepaskan diri dari kukungan batas-batas medis. Semua harus dijalaninya, padahal jam menunjukkan waktu 24 lebih. Saya harus melepaskan stress yang menghimpit, katanya. Mau tahu saat itu berapa? 220/140! Alhamdulillah, bayiku selamat begitupun ibunya.

Para dokter spesialis menyatakan bahwa setelah tidak hamil atau hendak melahirkan maka penyakit itu akan hilang dengan sendirinya, namun kenyataan berbicara lain, tekanan darahnya tidak juga normal, kadang naik, kadang sebentar normal.

Untuk kejadian sekarang pemicunya tidaklah sesuatu yang berat hanya sekedar flu, sebenarnya. Dari dokter umum, sampai dokter spesialis Penyakit Dalam menyatakannya dari situ, flu. Namun efek terusan dari flu adalah membuat tekanan darahnya melonjak. Karena flu akan membuat batuk, membuat kurang tidur, dan pikiran kemana-kemana karena sedang kosong aktifitas.

Efek obat dari dokter yang tidak disukai adalah seperti orang bengong, tidak nyaman untuk dipakai berfikir, atau menggerakkan badan sekalipun, melayang rasanya, tidak mantap.

Bagiku sakit adalah menebus dosa-dosa kecil, sehingga kadangkala memang diperlukan sakit. Wajar pula mengharapkan sakit, dengan cara pandang yang benar, maka sakit tersebut menjadi pengurang dosa.

Allah telah berkenan menciptakan sakit, yang karenanya banyak orang yang diselamatkan di dunia maupun di akhirat. Coba jika tidak ada sakit, akan beratlah beban yang ditanggung seseorang, terus bekerja, terus bekerja, tak ada henti, badan perlu dbuat sakit, sehingga bisa istirahat dan merenungi diri: apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai untuk dapat meraih akhirat yang lebih baik.

3 comments:

  1. mudah2an istrinya diberi kesembuhan oleh yang Maha Kuasa. amiiin...

    ReplyDelete
  2. Amiin.
    Inti permasalahan sebenernya bukan pada masalah sakit, tetapi bagaimana ketika sakit pun masih beribadah kepada Allah SWT, apalagi ketika sudah sehat.
    Bagaimana mengukurnya?

    ReplyDelete
  3. Mudah2an cepat sembuh kang istrinya..juga tambah dekat sama Alloh SWT...Amin

    ReplyDelete