28 July 2008

Sisi Lain Mahasiswa


Dulu (2 atau 3 tahun yang lalu) kami sempat kaget ketika rekan-rekan mahasiswa datang ke saya selaku Ka BKA, dia hadir ke saya karena masuk final Kontes Srikandi Pajak. Nama mahasiswi tersebut pun tidak asing, karena sempat menjadi maskot kelas kuliah kalkulus. Mengapa? Karena dia tidak hadir dalam kuliah, namun ada tanda tangannya. Ya sudah sebagai hukuman, setiap kali kuliah dia harus maju untuk mengerjakan soal di depan kelas. Apalagi melihat namanya pun agak aneh bagi lidah Indonesia, yaitu San Zendith. Namun ternyata ketika tampil di TV, dia tidak termasuk yang mendapatkan kesempatan penilaian melalui SMS. Dia hanya sekedar tampil di layar kaca, setelah itu beringsut mundur karena tidak terpilih menjadi 10 besar.

Kali ini, kembali mantan anak wali mahasiswi-ku ikut serta dalam kontes yang serupa namun berbeda program. Mahasiswi ini dulu saya ngotot agar tetap di Program Studi S1 Teknik Informatika, namun dengan ngotot pula dia hendak pindah program studi, dan akhirnya melihat postur tubuhnya yang tinggi semampai dan juga kengototan yang sangat, maka akhirnya aku tanda tangan untuk menyetujui kepindahannya ke program studi S1 Teknik Industri.

Dia bernama Astri Megatari, tingginya sekitar seratus tujuh puluhan, jelas lebih tinggi dari aku. Aku sendiri pun saat dia datang mengutarakan niatnya untuk pindah program studi ke S1 TI mengatakan: "Kamu salah kuliah di STT Telkom (saat itu, sekarang kan IT Telkom) mestinya kamu cocok jadi peragawati". Nah, ketika sekarang dia ikut kontes Putri Jabar, ya... memang sudah semestinya. Maka dukunglah dia:

Ketik: PJBB2 ASTRI
Kirim: 1313

Namun masalahnya hanya bisa diakses menggunakan nomor-nomor yang dioperatori oleh THREE (3) saja. Mengapa? Karena 3 yang menjadi sponsor kegiatan ini.

Nah, pada hari Sabtu ini 2 Agustus 2008, mereka para finalis yang berjumlah 17 orang akan diuji publik di stasiun TV yang juga masih tergolong baru, karena TV lokal Bandung, yaitu: PJTV pada pukul 19.

Semoga ini menjadi sisi lain yang positif dari mahasiswa IT Telkom. Ayo kita dukung!

17 July 2008

Ah... kau ...

Sesuatu memang harus terjadi atau tidak terjadi. Pilihannya hanya ada dua itu, tak lebih tak kurang. Nggak mungkinlah terjadi setengah, setengah lagi tak terjadi. Kuliah, misalnya, kan hanya terjadi lulus atau tak terjadi lulus, yang berarti DO.

Dalam kaitan ini pun hal terjadi. Seorang mahasiswa hanya mesam-mesem saja saat diminta maju ke depan mengerjakan soal kalkulus 2. Tak ada gerakan hendak mengangkat badan. Duduk sambil mesam-mesem. Kesadaran bahwa ada sesuatu yang terjadi membuatku tidak segera naik darah. Ah... aku pikir: Kau bisa mengerjakan soal itu. Ternyata kau tidak bisa. Padahal aku yakin berdasarkan keaktifanmu melontarkan pertanyaan.

Kadang kondisi yang demikian memang terjadi, mahasiswa yang aktif bertanya ternyata tak paham akan pertanyaannya. Ataukah dia berbeda dalam cara pandangnya. Suatu kali aku temukan kasus yang demikian, seringkali dia bertanya, namun saat disuruh maju untuk mengerjakan ternyata di luar dugaan, jawabannya salah.

Tak apalah dengan komunikasi yang demikian hal itu tak mengurangi kehebatanmu.

Sekelumit yang lain pernah pula hinggap di diriku. Seorang mahasiswa datang dengan masalah yang telah ditulisnya, disampaikan apa metode yang cocok untuk menyelesaikan problem yang dibawa, aku kasih ide: Coba pakai RICH, sebuah metode yang digunakan untuk membantu mendapatkan pilihan dari berbagai pilihan yang terjadi, dengan cara melakukan perankingan. Dia pun semangat, karena aku nggak cukup waktu, aku berikan pula nomor kontak mahasiswa yang sekiranya dapat memberikan bantuan untuk sedikit memperjelas metode RICH.

Akhirnya aku tahu, ternyata dia pergi dengan orang lain, yang dinyatakan sebagai pembimbingnya, padahal aku tahu latar belakang salah satu pembimbing itu tak mungkin tahu masalah yang dibahas. Ah... kau...

Omongan yang manis, terkadang tak seperti bunyinya. Aku protes pun tak perlu, silakanlah diselesaikan dengan caramu sendiri. Minimal aku tahu, aslimu...

Kambuh Lagi

Lama aku tidak mengalami kekambuhan asam urat, sudah nyaris mencapai 7 bulan, dan berbagai makanan pun sudah aku coba: ada sayur bayam, engkol, emping, jerohan ayam-ampela-ati, dll. Hal ini membuat aku sudah yakin bisa sembuh asam urat. Istriku pun punya keyakinan itu pula. Sehingga saat menggoreng iso, saya pun mencoba memakan satu potong. Besok harinya Senin langsung terasa jempol kakinya cekot-cekot. Nasib...

Diantara kesakitan itulah aku mencoba memperbaiki hand phone merk Startech, ke BEC lantai G, di pojoknya. HP yang menurutku bagus bentuknya dalam fasilitas tambahannya, minimal beberapa kali aku bisa menonton avatar the legend of Aang dari handset tersebut, ada cameranya, ada videonya, dll. Kelemahan memang amat mendasar, yaitu kabel kontak untuk nge-charge yang juga tersambung ke USB port mudah sekali patah kabelnya, sehingga nggak bisa nge-charge.

Handset yang bikinan China ini memang banyak fitur yang menarik, selain yang ditulis di paragraph di atas, juga handset ini membuat dua kartu sekaligus, dual GSM ON. Dari sisi suara pun menarik juga karena pakai 3D stereo. Ini contoh video yang dihasilkan oleh handset STARTECH dalam warna sephia. Dari durasi memang pendek hanya 13 detik saja, namun lihat ketajamannya dan gerakan (animasinya) bukankah tidak terlalu putus-putus?

Sedangkan yang ini menggunakan tata warna normal. Mungkin bagi mantan mahasiswa atau yang telah pernah belajar di IT Telkom, tentu tahu bagaimana kondisi cahaya di dalam ruang kelas, agak temaram.


Bagus juga kan? Jadi sebenarnya produk China tidak selalu jelek, bahkan saya pun baru tahu bahwa barang-barang ACE HARDWARE yang dijual dengan harga yang cukup tinggi itu, juga produk China. Masalah ada kekurangan adalah wajar-wajar saja.

Seperti aya dapat Handset STARTECH bukanlah karena saya beli produk ini, namun saya beli HiTech eh ternyata tidak bisa menerima sinyal khusus dari SIM CARD Telkomsel (Hallo), padahal kan Hallo tetapi sinyalnya selalu emergency, penasaran aku bawa ke tempat authorized service dan mumpung masih ada garansi. Hasilnya tak sanggup diperbaiki, sehingga digantilah dengan handset merk Startech ini.

Tentu kita bertanya kapan industri dalam negeri mempunyai keberanian untuk tampil, mulai dari desain sampai menjadi produk jadi dengan nama made in Indonesia. Kabarnya sih desain merk-merk China juga dari Indonesia.

04 July 2008

Kesehatan Fisik

Hidup tidaklah hanya sekedar bagaimana kita bekerja, bagaimana kita berbuat, sebagaimana yang umum kita dengar tentang men sana in corpore sano "didalama tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat". Artinya tubuh pun harus mendapat porsi yang sesuai sehingga kesehatan dapat kita peroleh.
Bekerja berlama-lama adalah menjadi suatu keharusan dalam hidup ini, minimal 8 jam sehari. Bekerja ini biasanya, secara fisik, hanya menggerakkan bagian-bagian tertentu saja dari tubuh kita. Bagian administrasi misalnya, pastilah yang sudah pasti digerakkan adalah tangan yang dipakai untuk mengetik, mungkin ditambah sedikit gerakkan leher karena pegal, mungkin ditambah gerakkan mata yang melihat naik turun (dari keyboard terutama yang mengetik dengan 11 jari ke monitor), mungkin pula ada sedikit gerakkan kaki karena harus mengambil berkas yang akan ditulis. Lihatlah betapa minimnya gerakkan yang kita lakukan dalam bekerja ini. Padahal tubuh kita tidak semata terdiri dari tiga-empat atau lima anggota tubuh. Dari sisi gerakkan pun tak hanya sekedar dari naik turun atau ke kiri ke kanan saja, melainkan bisa bergerak memutar, bisa bergerak dengan lambat namun ada pula yang bergerak dengan tertahan, ada pula yang bergerak dengan cepat. Artinya variasi gerakan tubuh kita begitu beragam.
Apa akibatnya jika kita bergerak hanya itu itu saja, kurang variatif? Tentunya lama kelamaan tubuh hanya sesuai dengan gerakkan yang hanya itu saja yang bisa dilakukan, di luar itu akan uh .. tertariklah ototnya, maka gunakan obat pereda kejang otot.
Agar hal yang demikian tidak terjadi, maka diperlukan suatu gerakkan yang menyeluruh, yang sering kita sebut dengan olah raga. Olah raga yang mampu menggerakkan seluruh bagian tubuh kita, tentunya yang mampu melayangkan kita secara bebas, yang kita kenal dengan istilah Renang. Inilah olah raga ideal yang menggerakan seluruh sendi tubuh kita. Jika kita pilih bersepeda tentu otot yang lebih banyak bergerak adalah paha (otot kaki), bahkan cenderung buruk untuk otot pinggang, karena harus merunduk dalam waktu yang cukup lama, untuk mengurangi keburukan ini maka pesepeda mesti melakukan senam pemanasan.
Ya ... renang olah raga yang paling ideal. Kendala tentunya ada, kolam renang yang baik, tidak mengandung unsur pornografi, menggunakan air yang sehat sehingga tidak saling menularkan penyakit kulit, berjarak jangkau yang cukup, tidak memakan waktu yang lama dari tempat kerja, berbiaya murah, tak berbatas cuaca, dll amat sulit ditemukan. Bahkan rencana (sesuai master plan bangunan STT Telkom eh... sudah berubah menjadi Kawasan Pendidikan Telkom, bukan lagi STT Telkom) pun masih jauh dari kenyataan untuk diwujudkan. Waduh... jadi gimana bisa olah raga?
Ada satu jenis olah raga yang mirip dengan olah raga renang, dalam makna menggerakkan hampir seluruh gerak tubuh kita, olah raga ini pun amat populer di Indonesia, satu-satunya olah raga di Indonesia yang berprestasi menembus batas dunia, sebuah olah raga yang mirip dengan tenis lapangan (namun kalo tenis lapangan kan membuat kulit menjadi hitam), yaitu badminton. Apakah sulit ikut olah raga badminton? Tidak !!! Tak ada kata sulit, belum punya raket? Gampang ... bisa pinjam saat bermain. Di kompleks IT Telkom sudah ada lapangannya, cukup representatif, walaupun mengandung sedikit silau. Para dosen dan karyawan IT Telkom, datanglah pada waktu-waktu yang telah terjadwalkan, yaitu:
Waktu :
Rabu pukul 07.00 - 09.00
Jum'at pukul 07.00 - 09.00
Jum'at pukul 15.30 - 18.00 (ini permintaan KIKK)
Tempat : Students Centre (SC) gedung di pojok IT Telkom
Sebagai penyemangat, sebentar lagi kita adakan pertandingan perlombaan untuk meningkatkan gairah berolah raga.
Selamat berolah raga!

geMasTIK di DetikCom

Berikut kutipan dari detikinet.com hasil konferensi pers di Jakarta.
Berburu Beasiswa TI di Pagelaran Mahasiswa

Devi Suzanti - detikinet
Jakarta - Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bekerjasama dengan ITT (Institut Teknologi Telkom) Bandung mengadakan pagelaran mahasiswa di bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK). Ajang ini mencakup pameran karya mahasiswa, seminar dan juga lomba di bidang TIK.

"Dengan adanya lomba seperti ini dapat meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang teknologi dan informasi," Dirjen Dikti, Fasli Jalal, mengatakan dalam konferensi Pers yang digelar di Gedung Depdiknas, Selasa (1/7/2008).

Acara ini, ujar Fasli, diharapkan dapat mengembangkan potensi mahasiswa di bidang teknologi informasi sekaligus untuk mencari bakat-bakat mereka yang terpendam. Para pemenang, selain mendapatkan hadiah senilai total Rp 150 juta, pun akan diutus untuk mewakili negara di ajang internasional.

Tidak hanya itu, Fasli menambahkan, bagi mereka yang benar-benar berbakat akan mendapatkan beasiswa. mereka yang terpilih bisa melanjutkan studi S2 atau S3 di bidang TIK, baik di luar negeri ataupun di dalam negeri.

Adapun kategori Lomba yang diadakan meliputi: Smartware (Kreativitas dan Inovasi Perancangan Perangkat), Logic (Pemecahan Masalah Logika, Analisis Data dan Keamanan Jaringan), Business Game (Simulasi dalam Mengelola Satuan Bisnis), Application (Perancangan Perangkat Lunak), dan Paper (Perumusan Gagasan Kreatif dalam Masalah TIK dan Dampaknya). ( wsh / wsh )

http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/07/tgl/01/time/172242/idnews/965567/idkanal/398