17 July 2008

Ah... kau ...

Sesuatu memang harus terjadi atau tidak terjadi. Pilihannya hanya ada dua itu, tak lebih tak kurang. Nggak mungkinlah terjadi setengah, setengah lagi tak terjadi. Kuliah, misalnya, kan hanya terjadi lulus atau tak terjadi lulus, yang berarti DO.

Dalam kaitan ini pun hal terjadi. Seorang mahasiswa hanya mesam-mesem saja saat diminta maju ke depan mengerjakan soal kalkulus 2. Tak ada gerakan hendak mengangkat badan. Duduk sambil mesam-mesem. Kesadaran bahwa ada sesuatu yang terjadi membuatku tidak segera naik darah. Ah... aku pikir: Kau bisa mengerjakan soal itu. Ternyata kau tidak bisa. Padahal aku yakin berdasarkan keaktifanmu melontarkan pertanyaan.

Kadang kondisi yang demikian memang terjadi, mahasiswa yang aktif bertanya ternyata tak paham akan pertanyaannya. Ataukah dia berbeda dalam cara pandangnya. Suatu kali aku temukan kasus yang demikian, seringkali dia bertanya, namun saat disuruh maju untuk mengerjakan ternyata di luar dugaan, jawabannya salah.

Tak apalah dengan komunikasi yang demikian hal itu tak mengurangi kehebatanmu.

Sekelumit yang lain pernah pula hinggap di diriku. Seorang mahasiswa datang dengan masalah yang telah ditulisnya, disampaikan apa metode yang cocok untuk menyelesaikan problem yang dibawa, aku kasih ide: Coba pakai RICH, sebuah metode yang digunakan untuk membantu mendapatkan pilihan dari berbagai pilihan yang terjadi, dengan cara melakukan perankingan. Dia pun semangat, karena aku nggak cukup waktu, aku berikan pula nomor kontak mahasiswa yang sekiranya dapat memberikan bantuan untuk sedikit memperjelas metode RICH.

Akhirnya aku tahu, ternyata dia pergi dengan orang lain, yang dinyatakan sebagai pembimbingnya, padahal aku tahu latar belakang salah satu pembimbing itu tak mungkin tahu masalah yang dibahas. Ah... kau...

Omongan yang manis, terkadang tak seperti bunyinya. Aku protes pun tak perlu, silakanlah diselesaikan dengan caramu sendiri. Minimal aku tahu, aslimu...

No comments:

Post a Comment