01 August 2007

Kemenangan Irak

Minggu 29 Juli 2007, sebuah kemenangan yang banyak tak diperkirakan kebanyakan orang, yaitu kesebelasan Irak mampu mengalahkan dengan skor 1-0 tanpa balas. Sebuah kecerdikan Younes melihat bola lambung yang tak mampu diambil oleh Kiper Arab Saudi, dengan sundulan kepala melesak masuk ke dalam jala Arab Saudi.

Tim Irak yang ditangani secara intensif hanya dalam waktu 1,5 bulan, walaupun mereka memang telah disatukan sejak 2004, ketika Irak mempersiapkan tim Olimpiade dan terus dipertahankan hingga sekarang dan terbukti membawa hasil yang amat dan sangat baik.

Sebuah hasil yang menarik, mengingat bangsa dan negara yang telah dan sedang dihancur-leburkan oleh Bush sang penjagal, yang awalnya ide menjajah Irak adalah karena perilaku Saddam Husein yang dianggap mempersulit kedamaian di dunia, karena menyimpan dan memproduksi senjata pemusnah massal, walaupun pihak IAEA membantah berulang kali akan berita dan data tersebut, namun tetap saja Bush berkehendak untuk memborbardir Irak dengan serangan mematikan, yang akhirnya menggulingkan Saddam Husein. Bahkan akhirnya Saddam pun berhasil ditangkap, dan dikenai hukuman mati, dengan cara digantung, yang saat pelaksanaan hukuman gantung terasa ada ketergesaan dari algojo, sebelum selesai dua kalimat syahadat diucapkan, tali gantungan sudah menjerat terlebih
dahulu.

Ketika bukti senjata pemusnah massal tak terbukti ditemukan, maka pergeseran isu penyebab merajalelanya AS menghancurkan Irak menjadi karena Saddam menyebabkan ribuan manusia Irak dibantai habis oleh Saddam. Isu ini mestinya juga perlu diberikan bukti. Inilah tipe orang licik yang tak tahu malu. Yang selalu menganggap dirinyalah yang benar, yang lain salah.

Kesebelasan Irak luar biasa dari sisi teknik mengambil bola ketika sedang di kaki lawan. Lawan selalu didekati kemanapun mereka pergi. Tak diberikan kesempatan lawan untuk menendang bola tanpa halangan maupun kawalan. Apalagi digiring dengan ke arah teman-temannya. Kondisi pressure
yang demikian ketat menyebabkan pemain Arab kedodoran dalam menggiring ataupun salah dalam mengoper bola.

Arab Saudi yang menang dari kesebelasan Indonesia karena dinilai keberpihakkan dari wasit, mengalami lawan keduabelas yaitu penonton. Penonton memang cenderung membela Irak. Sorakan memnberi semangat diperagakan penonton melalui teriakan memanggil. Irak..... Irak.....

Ketika melawan kesebelasan Arab Saudi pun Indonesia menerapkan pola yang sama, tidak boleh pemain lawan dengan nyaman menggiring bola atau menendang dengan ancang-ancang. Saat itu, terbukti Arab Saudi kedodoran, ketakutan bola dapat diambil oleh lawan membuat pemain Arab tergesa-gesa mengoper bola dan berakibat bola tak mampu ditangkap temennya dengan baik atau bola teroper melenceng jauh dari sasaran. Namun permainan yang demikian ini bagi pemain Indonesia hanya mampu bertahan selama 70 menit, menginjak menit ke-70 pastilah stamina akan kedodoran yang berakibat gol dari bola mati terjadi, Indonesia kalah 1-2.



Namun patut diacungi jempol permainan tim Indonesia, jauh meningkat dibanding tahun-tahun yang lalu. Semoga ini mampu pula membangkitkan semangat Indonesia memperbaiki dirinya yang rasanya semakin lama semakin terpuruk. Lihatlah Presiden harus turun ke lapangan sepak bola, sepertinya
Presiden sudah tidak mempunyai agenda yang lebih penting. Lihat pula Presiden amat dan sangat mengurusi omongan dari Zaenal Ma'arif, terkesan Indonesia hanya sekadar gudang gosip. Nasib...

Kadang muncul pemikiran nakal, Indonesia akan mampu bangkit, kalau kondisinya sebagaimana kondisi di Irak. Perang terjadi hampir setiap hari, orang berlari kalang kabut, ketika tembakan-tembakan termuntahkan, atau bom-bom berhamburan meledak. Mungkin kondisi yang demikian akan
menyebabkan munculnya Indonesia yang baru. Tetapi bukankah kondisi yang demikian akan mengorbankan banyak nyawa yang tak berdosa?

Aku bingung ... Kapan nasib Indonesia semakin baik?

No comments:

Post a Comment