Itu yang aku dapatkan ketika bertemu dengan rekan-rekan yang mengurusi tenaga kerja ke Luar Negeri.
Idenya diambil dari negeri Tirai Bambu, China, mereka mengeluarkan generasi mudanya untuk bekerja di Luar Negerinya. Kelemahan jelas terpampang, karena dari sisi tulisan saja mereka (China) berbeda jauh dengan tulisan Latin, berakibat kesulitan utama mereka memang dari sisi bahasa. Namun mereka bisa mengakali dengan cara mengirim bukan untuk satu orang saja, melainkan satu rombongan. Pemerintahnya membantu dengan melakukan koordinasi antar mereka. Sehingga cukuplah satu orang yang mumpuni pada bidang bahasa, yang lainnya, tinggal ngikut. Dan pemerintahlah yang mengatur apapun yang dibutuhkan oleh tim tersebut, termasuk penggajian bagi mereka.
Nah, begitu mereka sudah merasa mampu mandiri, mereka balik ke negerinya dan memabngun negerinya dan sungguh luar biasa, mereka mampu memberikan harga bidang manufaktur dengan harga amat rendah dibanding pesaingnya. Sungguh luar biasa. Negeri yang saat itu pernah menutup diri dari luar, langsung melejit dan menjadi salah satu negeri yang meningkat dengan amat pesat.
Ayolah, generasi muda yang mempunyai kemampuan untuk bermain diluaran, jangan hanya sekedar menjadi jago kandang. Bekerjalah diluar, dan kembalilah membangun negeri!
28 August 2007
16 August 2007
Sepeda Anakku Hilang
Subuh sekitar jam 02, rasanya ada yang membisikku untuk segera bangun sholat. Aku ogah-ogahan untuk bangun, kembali sekitar jam 04 suara itu membisikkan kembali. Aku terbangun, tetapi kakiku terasa sakit, mungkinkah asam uratku kembali kambuh. Aku bangunkan istri untuk mengambilkan air minum. Dengan berat istriku mengambil air minum. Alhamdulillah, setelah minum beberapa teguk, aku mulai merasa ringan kaki. Kulangkahkan kakiku ke kamar mandi, ambil air wudlu.
Sholatlah aku. Selesai sholat aku nyalakan TV untuk melihat berita-berita yang memang lebih pagi sekarang penyajiannya. Diantara sajian berita, Teteh (pembantu di rumah) memanggil-manggil nama anakku... Tiba-tiba anakku yang besar mengatakan kalau sepeda hilang.
Saya lari ke bawah dan keluar rumah, dan ... benar! Tiga sepeda yang dirantai jadi satu bengket hilang semua. Luar biasa yang pencuri ini. Tiga buah sepeda diambil sekaligus. Tak habis pikir aku, bagaimana pencuri itu mengambil tiga buah sepeda secara ambil bareng? Padahal ada pagar yang memang tidak dikunci tetapi dislot.
Anak-anakku ikutan melihat dan ... yah... mulai hari ini mereka tidak bisa main sepeda lagi. Anakku yang paling kecil ketika diberitahu bahwa sepedanya hilang, dengan santai menjawab: yah... pakai sepeda yang lebih gede saja. Dengan sabar aku jelaskan maksud hilangnya sepeda padahal matanya masih setengah merem. Aku turun, duduk di sofa, beberapa saat kemudian anakku yang terkecil yang menginginkan main sepeda muncul, setengah mengantuk dia melihat keluar, sepedanya sudah hilang.
Ada rasa salut pada pencuri yang mampu membawa sepeda sekaligus tiga dalam sekali angkut. Luar biasa.
Ada perenungan yang aku lakukan, apa salahku? Apakah aku telah mencuri pula? Ataukah aku telah berbuat tidak baik pada orang lain? Ataukah ada sahabatku yang telah curangi? Tak mampu aku menemukan fakta-fakta ini. Sehingga aku buat kesimpulan, memang demikianlah adanya.
Inilah negeriku yang belum bebas dari penyembahan pada selain Allah, benda-benda masih disembah sebagai kekuatan yang mampu menolong dengan segala hakikinya. Sehingga jika tidak mempunyai benda yang namanya uang, rasanya hidup tinggal kehampaan saja. Mengambil adalah sebuah cara yang paling cepat untuk mendapatkan benda tersebut.
Terbersit, seandainya aku telah berlaku tak baik terhadap orang lain, laksana kasus yang pernah dialami oleh khalifah Umar RA, beliau membebaskan seorang pencuri dari hukuman, karena ternyata pencuri tersebut memang benar-benar mengambil hak-nya saja. Telah berbulan, bertahun, dia tidak dibayar oleh majikannya, karenanya dia ambil (curi), namun karena kesalahan majikan yang demikian ini, majikan ini yang akhirnya dihukum oleh Umar RA. Aku kuatir pencurian ini, karena hal yang demikian ini. Namun aku renungkan, aku kaji, rasanya tidak ada, yang ada adalah pembantuku yang mengambil barang dan uangku serta uang yang menjadi tanggung jawabku, padahal dia telah diberikan kelebihan dari seharusnya gaji pembantu, dan pembantuku yang ini telah aku pecat.
Memang negeri ini belum seaman yang dinyatakan Allah dalam surat Al-Quraisy.
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka'bah).
4. Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Masih mudah orang melakukan tindakan yang tak terpuji atau malah memang terpuji?
Sholatlah aku. Selesai sholat aku nyalakan TV untuk melihat berita-berita yang memang lebih pagi sekarang penyajiannya. Diantara sajian berita, Teteh (pembantu di rumah) memanggil-manggil nama anakku... Tiba-tiba anakku yang besar mengatakan kalau sepeda hilang.
Saya lari ke bawah dan keluar rumah, dan ... benar! Tiga sepeda yang dirantai jadi satu bengket hilang semua. Luar biasa yang pencuri ini. Tiga buah sepeda diambil sekaligus. Tak habis pikir aku, bagaimana pencuri itu mengambil tiga buah sepeda secara ambil bareng? Padahal ada pagar yang memang tidak dikunci tetapi dislot.
Anak-anakku ikutan melihat dan ... yah... mulai hari ini mereka tidak bisa main sepeda lagi. Anakku yang paling kecil ketika diberitahu bahwa sepedanya hilang, dengan santai menjawab: yah... pakai sepeda yang lebih gede saja. Dengan sabar aku jelaskan maksud hilangnya sepeda padahal matanya masih setengah merem. Aku turun, duduk di sofa, beberapa saat kemudian anakku yang terkecil yang menginginkan main sepeda muncul, setengah mengantuk dia melihat keluar, sepedanya sudah hilang.
Ada rasa salut pada pencuri yang mampu membawa sepeda sekaligus tiga dalam sekali angkut. Luar biasa.
Ada perenungan yang aku lakukan, apa salahku? Apakah aku telah mencuri pula? Ataukah aku telah berbuat tidak baik pada orang lain? Ataukah ada sahabatku yang telah curangi? Tak mampu aku menemukan fakta-fakta ini. Sehingga aku buat kesimpulan, memang demikianlah adanya.
Inilah negeriku yang belum bebas dari penyembahan pada selain Allah, benda-benda masih disembah sebagai kekuatan yang mampu menolong dengan segala hakikinya. Sehingga jika tidak mempunyai benda yang namanya uang, rasanya hidup tinggal kehampaan saja. Mengambil adalah sebuah cara yang paling cepat untuk mendapatkan benda tersebut.
Terbersit, seandainya aku telah berlaku tak baik terhadap orang lain, laksana kasus yang pernah dialami oleh khalifah Umar RA, beliau membebaskan seorang pencuri dari hukuman, karena ternyata pencuri tersebut memang benar-benar mengambil hak-nya saja. Telah berbulan, bertahun, dia tidak dibayar oleh majikannya, karenanya dia ambil (curi), namun karena kesalahan majikan yang demikian ini, majikan ini yang akhirnya dihukum oleh Umar RA. Aku kuatir pencurian ini, karena hal yang demikian ini. Namun aku renungkan, aku kaji, rasanya tidak ada, yang ada adalah pembantuku yang mengambil barang dan uangku serta uang yang menjadi tanggung jawabku, padahal dia telah diberikan kelebihan dari seharusnya gaji pembantu, dan pembantuku yang ini telah aku pecat.
Memang negeri ini belum seaman yang dinyatakan Allah dalam surat Al-Quraisy.
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka'bah).
4. Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Masih mudah orang melakukan tindakan yang tak terpuji atau malah memang terpuji?
02 August 2007
Setahun Blogku
Tak terasa yang nyata, blog yang dibuat saat itu diajari oleh mahasiswaku yang amat pandai menjadi pemain politik kampus, yang telah merencanakan seluruh aktifitas perpolitikkannya secara matang, dan saat itu beliau memegang posisi sebagai Ketua Dewan (legislatif) mahasiswa yang diberi nama DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa). Saat itulah beliau mengajariku beberapa tips yang cukup menarik untuk membuat blog. Sebagai tempat mencurahkan segala unek-unek di kepala, unek-unek di pikiran yang sulit terlepas, jika tidak dilepaskan melalui tulisan. Mahasiswa itu bernama Arki Fariska.
Yah.... sudah setahun nyaris lebih sebulan blog ini menemaniku ngurai segala keluh kesah, segala semangat yang harus dibagikan kepada sesama. Tulisan pertamaku di blog ini bertanggal 7 Juli 2006, sedangkan saat ini tanggal 2 Agustus 2007, sehingga telah nyaris satu tahun satu bulan, blog ini mampu berkiprah di dunia maya.
Saat ini sudah ada 106 tulisan, baik tulisan yang serius membuatnya, maupun tulisan yang dibuat apadayanya. Namun saya ingin sekali untuk terus membuat tulisan yang berani memberikan semangat juang, terutama bagi mereka yang selama ini merasa terpuruk, merasa ada di bawah, padahal mereka bisa bangkit, bisa maju, bisa membedah diri untuk menyelamatkan diri-diri mereka dari kehidupan yang tanpa arah, tanpa tujuan. Tujuan hidup haruslah dicari, dipegang, ditangkap, dan terus dipelihara, sehingga benar-benar menjadi acuan dalam hidup di dunia ini.
Selamat berupaya mempertahankan diri bagi mereka-mereka yang telah menjalani hidup dengan tujuan hidup yang benar. Semoga anda mampu terus bertahan dalam kehidupan yang demikian ini. Dan semoga pula mampu mengajak yang lain, mampu meyakinkan kepada yang lain, bahwa inilah jalan kehidupan yang sebenar-benarnya.
Setahun blog ini telah terbangun, google pun nyaris menawari agar pada blog ini ditempeli oleh sponsor. Yang membaca sudah tergolong tak sedikit lagi, telah menembus angka 2400. Kehadiran sponsor tak jadi dilaksanakan karena google tidak mengenal bahasa Indonesia. Namun tak mengapa... tulisan tetap terjaga dengan baik.
Terima kasih sahabat, mahasiswaku, Arki Fariska yang telah memberikan pengetahuan dasar untuk membuat blog ini. Semoga blog ini mampu memberikan inspirasi dan kejelasan makna hidup bagi para pembacanya. Hatur nuhun Arki.
Yah.... sudah setahun nyaris lebih sebulan blog ini menemaniku ngurai segala keluh kesah, segala semangat yang harus dibagikan kepada sesama. Tulisan pertamaku di blog ini bertanggal 7 Juli 2006, sedangkan saat ini tanggal 2 Agustus 2007, sehingga telah nyaris satu tahun satu bulan, blog ini mampu berkiprah di dunia maya.
Saat ini sudah ada 106 tulisan, baik tulisan yang serius membuatnya, maupun tulisan yang dibuat apadayanya. Namun saya ingin sekali untuk terus membuat tulisan yang berani memberikan semangat juang, terutama bagi mereka yang selama ini merasa terpuruk, merasa ada di bawah, padahal mereka bisa bangkit, bisa maju, bisa membedah diri untuk menyelamatkan diri-diri mereka dari kehidupan yang tanpa arah, tanpa tujuan. Tujuan hidup haruslah dicari, dipegang, ditangkap, dan terus dipelihara, sehingga benar-benar menjadi acuan dalam hidup di dunia ini.
Selamat berupaya mempertahankan diri bagi mereka-mereka yang telah menjalani hidup dengan tujuan hidup yang benar. Semoga anda mampu terus bertahan dalam kehidupan yang demikian ini. Dan semoga pula mampu mengajak yang lain, mampu meyakinkan kepada yang lain, bahwa inilah jalan kehidupan yang sebenar-benarnya.
Setahun blog ini telah terbangun, google pun nyaris menawari agar pada blog ini ditempeli oleh sponsor. Yang membaca sudah tergolong tak sedikit lagi, telah menembus angka 2400. Kehadiran sponsor tak jadi dilaksanakan karena google tidak mengenal bahasa Indonesia. Namun tak mengapa... tulisan tetap terjaga dengan baik.
Terima kasih sahabat, mahasiswaku, Arki Fariska yang telah memberikan pengetahuan dasar untuk membuat blog ini. Semoga blog ini mampu memberikan inspirasi dan kejelasan makna hidup bagi para pembacanya. Hatur nuhun Arki.
Label:
arki
01 August 2007
Kemenangan Irak
Minggu 29 Juli 2007, sebuah kemenangan yang banyak tak diperkirakan kebanyakan orang, yaitu kesebelasan Irak mampu mengalahkan dengan skor 1-0 tanpa balas. Sebuah kecerdikan Younes melihat bola lambung yang tak mampu diambil oleh Kiper Arab Saudi, dengan sundulan kepala melesak masuk ke dalam jala Arab Saudi.
Tim Irak yang ditangani secara intensif hanya dalam waktu 1,5 bulan, walaupun mereka memang telah disatukan sejak 2004, ketika Irak mempersiapkan tim Olimpiade dan terus dipertahankan hingga sekarang dan terbukti membawa hasil yang amat dan sangat baik.
Sebuah hasil yang menarik, mengingat bangsa dan negara yang telah dan sedang dihancur-leburkan oleh Bush sang penjagal, yang awalnya ide menjajah Irak adalah karena perilaku Saddam Husein yang dianggap mempersulit kedamaian di dunia, karena menyimpan dan memproduksi senjata pemusnah massal, walaupun pihak IAEA membantah berulang kali akan berita dan data tersebut, namun tetap saja Bush berkehendak untuk memborbardir Irak dengan serangan mematikan, yang akhirnya menggulingkan Saddam Husein. Bahkan akhirnya Saddam pun berhasil ditangkap, dan dikenai hukuman mati, dengan cara digantung, yang saat pelaksanaan hukuman gantung terasa ada ketergesaan dari algojo, sebelum selesai dua kalimat syahadat diucapkan, tali gantungan sudah menjerat terlebih
dahulu.
Ketika bukti senjata pemusnah massal tak terbukti ditemukan, maka pergeseran isu penyebab merajalelanya AS menghancurkan Irak menjadi karena Saddam menyebabkan ribuan manusia Irak dibantai habis oleh Saddam. Isu ini mestinya juga perlu diberikan bukti. Inilah tipe orang licik yang tak tahu malu. Yang selalu menganggap dirinyalah yang benar, yang lain salah.
Kesebelasan Irak luar biasa dari sisi teknik mengambil bola ketika sedang di kaki lawan. Lawan selalu didekati kemanapun mereka pergi. Tak diberikan kesempatan lawan untuk menendang bola tanpa halangan maupun kawalan. Apalagi digiring dengan ke arah teman-temannya. Kondisi pressure
yang demikian ketat menyebabkan pemain Arab kedodoran dalam menggiring ataupun salah dalam mengoper bola.
Arab Saudi yang menang dari kesebelasan Indonesia karena dinilai keberpihakkan dari wasit, mengalami lawan keduabelas yaitu penonton. Penonton memang cenderung membela Irak. Sorakan memnberi semangat diperagakan penonton melalui teriakan memanggil. Irak..... Irak.....
Ketika melawan kesebelasan Arab Saudi pun Indonesia menerapkan pola yang sama, tidak boleh pemain lawan dengan nyaman menggiring bola atau menendang dengan ancang-ancang. Saat itu, terbukti Arab Saudi kedodoran, ketakutan bola dapat diambil oleh lawan membuat pemain Arab tergesa-gesa mengoper bola dan berakibat bola tak mampu ditangkap temennya dengan baik atau bola teroper melenceng jauh dari sasaran. Namun permainan yang demikian ini bagi pemain Indonesia hanya mampu bertahan selama 70 menit, menginjak menit ke-70 pastilah stamina akan kedodoran yang berakibat gol dari bola mati terjadi, Indonesia kalah 1-2.
Namun patut diacungi jempol permainan tim Indonesia, jauh meningkat dibanding tahun-tahun yang lalu. Semoga ini mampu pula membangkitkan semangat Indonesia memperbaiki dirinya yang rasanya semakin lama semakin terpuruk. Lihatlah Presiden harus turun ke lapangan sepak bola, sepertinya
Presiden sudah tidak mempunyai agenda yang lebih penting. Lihat pula Presiden amat dan sangat mengurusi omongan dari Zaenal Ma'arif, terkesan Indonesia hanya sekadar gudang gosip. Nasib...
Kadang muncul pemikiran nakal, Indonesia akan mampu bangkit, kalau kondisinya sebagaimana kondisi di Irak. Perang terjadi hampir setiap hari, orang berlari kalang kabut, ketika tembakan-tembakan termuntahkan, atau bom-bom berhamburan meledak. Mungkin kondisi yang demikian akan
menyebabkan munculnya Indonesia yang baru. Tetapi bukankah kondisi yang demikian akan mengorbankan banyak nyawa yang tak berdosa?
Aku bingung ... Kapan nasib Indonesia semakin baik?
Tim Irak yang ditangani secara intensif hanya dalam waktu 1,5 bulan, walaupun mereka memang telah disatukan sejak 2004, ketika Irak mempersiapkan tim Olimpiade dan terus dipertahankan hingga sekarang dan terbukti membawa hasil yang amat dan sangat baik.
Sebuah hasil yang menarik, mengingat bangsa dan negara yang telah dan sedang dihancur-leburkan oleh Bush sang penjagal, yang awalnya ide menjajah Irak adalah karena perilaku Saddam Husein yang dianggap mempersulit kedamaian di dunia, karena menyimpan dan memproduksi senjata pemusnah massal, walaupun pihak IAEA membantah berulang kali akan berita dan data tersebut, namun tetap saja Bush berkehendak untuk memborbardir Irak dengan serangan mematikan, yang akhirnya menggulingkan Saddam Husein. Bahkan akhirnya Saddam pun berhasil ditangkap, dan dikenai hukuman mati, dengan cara digantung, yang saat pelaksanaan hukuman gantung terasa ada ketergesaan dari algojo, sebelum selesai dua kalimat syahadat diucapkan, tali gantungan sudah menjerat terlebih
dahulu.
Ketika bukti senjata pemusnah massal tak terbukti ditemukan, maka pergeseran isu penyebab merajalelanya AS menghancurkan Irak menjadi karena Saddam menyebabkan ribuan manusia Irak dibantai habis oleh Saddam. Isu ini mestinya juga perlu diberikan bukti. Inilah tipe orang licik yang tak tahu malu. Yang selalu menganggap dirinyalah yang benar, yang lain salah.
Kesebelasan Irak luar biasa dari sisi teknik mengambil bola ketika sedang di kaki lawan. Lawan selalu didekati kemanapun mereka pergi. Tak diberikan kesempatan lawan untuk menendang bola tanpa halangan maupun kawalan. Apalagi digiring dengan ke arah teman-temannya. Kondisi pressure
yang demikian ketat menyebabkan pemain Arab kedodoran dalam menggiring ataupun salah dalam mengoper bola.
Arab Saudi yang menang dari kesebelasan Indonesia karena dinilai keberpihakkan dari wasit, mengalami lawan keduabelas yaitu penonton. Penonton memang cenderung membela Irak. Sorakan memnberi semangat diperagakan penonton melalui teriakan memanggil. Irak..... Irak.....
Ketika melawan kesebelasan Arab Saudi pun Indonesia menerapkan pola yang sama, tidak boleh pemain lawan dengan nyaman menggiring bola atau menendang dengan ancang-ancang. Saat itu, terbukti Arab Saudi kedodoran, ketakutan bola dapat diambil oleh lawan membuat pemain Arab tergesa-gesa mengoper bola dan berakibat bola tak mampu ditangkap temennya dengan baik atau bola teroper melenceng jauh dari sasaran. Namun permainan yang demikian ini bagi pemain Indonesia hanya mampu bertahan selama 70 menit, menginjak menit ke-70 pastilah stamina akan kedodoran yang berakibat gol dari bola mati terjadi, Indonesia kalah 1-2.
Namun patut diacungi jempol permainan tim Indonesia, jauh meningkat dibanding tahun-tahun yang lalu. Semoga ini mampu pula membangkitkan semangat Indonesia memperbaiki dirinya yang rasanya semakin lama semakin terpuruk. Lihatlah Presiden harus turun ke lapangan sepak bola, sepertinya
Presiden sudah tidak mempunyai agenda yang lebih penting. Lihat pula Presiden amat dan sangat mengurusi omongan dari Zaenal Ma'arif, terkesan Indonesia hanya sekadar gudang gosip. Nasib...
Kadang muncul pemikiran nakal, Indonesia akan mampu bangkit, kalau kondisinya sebagaimana kondisi di Irak. Perang terjadi hampir setiap hari, orang berlari kalang kabut, ketika tembakan-tembakan termuntahkan, atau bom-bom berhamburan meledak. Mungkin kondisi yang demikian akan
menyebabkan munculnya Indonesia yang baru. Tetapi bukankah kondisi yang demikian akan mengorbankan banyak nyawa yang tak berdosa?
Aku bingung ... Kapan nasib Indonesia semakin baik?
Label:
Irak
Subscribe to:
Posts (Atom)