30 March 2009

Tsunami di Tengah Daratan

Mengagetkan! Di tengah-tengah daratan terjadi tsunami. Air setinggi dua puluh meter menyapu-ratakan daerah sekelilingnya. Rumah-rumah roboh, orang-orang terhanyutkan, tiang-tiang listrik entah dimana, namun satu masjid (musholla) masih berdiri walau ada sedikit kerusakan.

Yang disapu-ratakan ternyata bukan daerah kumuh, namun daerah yang cukup elit. Ada orang terkenal yang asetnya ikut terbawa arus. Mobil empat biji terlempar. Nggak tahu, apakah rusak parah atau tidak. Artinya bukan daerah pinggiran kali.

Nyawa melayang mulai mendekati angka 100 orang (pagi ini dari sebuah radio swasta). Ratusan lebih orang dinyatakan belum ketemu (hilang). Yang meninggal, ada bayi, orang muda yang maish kokoh badannya, kakek seusia 60 tahunan, dst. Tak sedikit harta terhempas, entah kemana.

Inilah tsunami di tengah daratan yang terbesar. Tempat itu disebut Situ Gintung, di daerah Cireundeu, Tangerang, Banten. Situ yang dibangun jaman Belanda. Dipagari oleh dinding tanah selebar 3-5 meter sehingga mobil bisa lewat berpapasan. Tentu dengan usia yang cukup tua. Saat sebelum kejadian, hujan cukup deras dan besar, sampai ada es-nya. Grudugan suara membelah pun demikian kerasnya.

Sang Presiden yang sedang ke Bandung pun dengan segera, menyempatkan diri hadir ke lokasi bencana, setelah sholat Jum'at. Ada sesuatu yang dilupakan olehnya. Mungkin yang kebayang adalah segera memberi bantuan pada korban. Padahal masih banyak yang menunggu menjadi korban. Mengapa Menteri PU tidak segera menginventarisir situ-situ yang mempunyai kondisi yang sama? Padahal koran-koran setelah kejadian ini bersegera mencari data. Namun Dep. PU tidak keluar statement, lupakah?

Semoga manusia Indonesia segera memiliki pemimpin yang memikirkan bukan hanya hari ini saja, namun antisipatif pada masa depan juga...Mau?

27 March 2009

Fesbuk

Sebuah fenomena yang menggelegak terjadi di sebuah kampus Perguruan Tinggi Swasta yang konsen di bidang ICT. Dulunya penggunaan terbanyak dari bandwidth yang disediakan oleh kampus adalah jaringan sosial yang bernama Pertemanan. Memang mahasiswa banyak tersangkut dalam jaringan ini. Inilah penggunaan terbesar dari bandwidth.

Namun akhir-akhir ini penggunaan pun bergeser ke sebuah jaringan sosial yang lebih nyaman, dengan kecepatan akses yang tak lambat. Jaringan ini bernama Facebook.

Jaringan sosial yang menyediakan kemudahan untuk menuliskan sesuatu dengan ringan dan cepat. Tulisan-tulisan tentang kesedihan, kegembiraan, inovasi, kebrilianan, dengan ringan mengalir. Namun tak pelak, kata-kata jorok pun kadang kala muncul pula. Entah berapa server yang disediakan karena, tulisan-tulisan itu dapat tersaji dengan cepat. Walaupun memang lebih kepada tulisan yang senada dengan sms: 160 karakter. Foto bisa dipasang, kemudian dikomentari oleh berbagai teman yang ada.

Yang luar biasa dari jaringan sosial ini, tentunya adalah ide yang sebenarnya amat sederhana, yaitu: menjalin pertemanan dengan temannya teman. Anda bisa mendapatkan teman baru, karena teman anda yang sebelumnya. Jika anda punya teman A dan A mempunyai teman bernama B, maka oleh fasilitas yang disediakan oleh Fesbuk, maka anda akan ditawari untuk berteman dengan B. Sebuah pertemanan yang semakin lama semakin membludak. Selain itu, fesbuk menyediakan prasarana mencari teman berdasarkan informasi yang diberikan oleh data yang dimasukkan user. Maka dapat dicari teman-teman ketika di SD, dst.

Tak disangka setelah puluhan tahun aku tak berhasil kontak dengan temanku di SMP dan SMA, tiba-tiba dia muncul: hah! Sungguh mengharukan. Padahal dalam benakku berhari, berbulan, bertahun aku selalu ingin menyapanya. Miminal teman yang demikian sudah dua orang yang ketemu.

Yang satu terpisah sejak lulus SMA, persis setelah dinyatakan lulus SMA, langsung nggak pernah ketemu. Rumahnya di Gembong, suatu daerah di kaki bukit Gunung Muria, di sekitar waduk. Aku pernah ke rumahnya ketika masih SMP dan menginjakkan kaki di waduk tersebut, karena waduknya kering. Amat akrab dengan beliau. Orang tuanya menjadi guru. Idealismenya tentang Islam, ada lah. Yang menarik tentunya cinta monyetnya. Dia senang dengan seorang gadis. Dan ternyata setelah, saya kuliah, barulah aku tahu si gadis, seneng sama aku. Ha ha ha...

Dan yang kedua, dia teman kakakku di SMP swasta di Pati. Sungguh luar biasa, lulusan SMP bisa masuk SMA Negeri Pati. Karenanya prestasinya hebat juga. Dia yang menulis tentang masyarakat SAMIN. Masyarakat yang berbuat letterlijk. Naik ya naik ... bukan turun. Kalau mengatakan: naik angot, misalnya, maka mereka akan benar-benar naik sampai atap angkot. Terpisah sejenak ketika masuk perguruan tinggi. Kemudian sempat ketemu di Kramat Raya Jakarta, kemudian sama-sama ke rumah kakakku di Pulomas, diteruskan ke temoat kostnya di Bogor. Idealisme Islamnya sungguh luar biasa. Ketika dia kontak itulah aku baru tahu, jika dia bekerja di BEI Jakarta. Ayo maju lagi, Mas Sunardi, jangan mundur karena keadaan.

Inilah fesbuk yang telah mempertemukan kembali dengan teman-teman lama. Semoga anda-anda dapat segera kembali ke jalan yang baik, jalan mengantarkan keselamatan di dunia dan akhirat. Ayo kita raih....

24 March 2009

Pemalsu Uang

Uang digunakan sebagai alat bantu transaksi sehingga transaksi dapat terjadi dengan mudah dan adil. Bisa dibayangkan jika transaksi perdagangan masih menggunakan gaya lama. Berapa ton garam yang harus dibawa jika mau membeli satu buah rumah tipe 21? Karena itu, uang sebagai alat bantu memudahkan kita dalam bertransaksi.

Dengan berjalannya waktu, uang menjadi alat bantu yang merambah kemana-mana. Bahkan produk-produk jasa pun bisa dihitung menggunakan uang. Hampir apapun bisa dinyatakan dalam uang. Tentu ada kegelisahan tersendiri karena masalah ini.

Karena itulah, dahulu awal dibuatnya dibuat dalam konvensi, bahwa negara (yang membuatnya harus berlevel negara, tidak boleh pribadi), uang yang dicetak harus senilai dengan kekayaan yang dimiliki oleh negara tersebut. Artinya jika negara mencetak uang sebanyak 1Trilyun Rupiah, maka negara harus menyimpan emas (kekayaan dinyatakan dalam bentuk emas batangan) senilai 1 Trilyun Rupiah. Berarti uang yang beredar pastilah negara mempunyai emas sebanyak uang yang beredar tersebut.

Dengan berjalannya waktu, negara tak mempunyai kekayaan sebanyak itu, namun negara tak boleh dinyatakan sebagai negara yang bangkrut. Maka jika kebutuhan akan uang meningkat, negara dengan ringan tangan mencetak kembali. Inilah yang menjadi salah satu faktor tingkat kepercayaan pada uang berkurang.

Saat ini, RI memiliki tingkat kepercayaan yang jauh lebih rendah dibanding tahun 1986, saat itu Rupiah terhadap dollar hanya berkisar di bawah seribu rupiah, sedangkan saat ini menyentuh angka 12 ribu rupiah. Inilah salah satu indikasi pemerintah RI mencetak uang, bukan berdasarkan kekayaan yang dimilikinya. Namun karena kebutuhan mencetak uang saja. Bolehkah kta sebut pemerintah RI telah memalsukan uang sendiri?

Namun dengan logika yang mirip, beberapa orang yang merasa memiliki kemampuan cetak mencetak, kemudian membuat uang sendiri dengan meniru uang yang dicetak oleh negara. Maka si pencetak ini disebut pemalsu uang. Mirip kan dengan pemerintah yang mencetak uang padahal tidak punya kekayaan yang setara? Namun karena melanggar hukum negara, maka yang bersangkutan dihukum minimal 5 tahun. Namun negara yang melakukan hal yang sama, tidak dihukum oleh PBB atau lembaga di atas negara.

05 March 2009

KuUbah Tampilan Blog-ku

Beberapa aku login di blogspot, selalu ditawari untuk meng-up grade tampilan blog. Namun apa daya hatiku tak tahan pula untuk mengubahnya. Walaupun selalu saja, selain tawaran mengubahnya, ada pula catatan lanjutannya, yaitu: mungkin sebagian dari blog-ku akan hilang. Yahh... aku ubah tampilan blog-ku. Yang katanya lebih bagus versi penyedia blog ini, yaitu google blogspot.

Bagaimana menurut anda? Benarkah lebih bagus? Rasanya nggak benar juga, terasa lebih kaku, lebih sulit untuk berkreasi. Walaupun boleh jadi, apa yang saya sebut sebagai berkreasi adalah meng-up load dari situs-situs lain yang dengan enaknya ditampilkan di blogspot-nya google. Tentu bagi situs tersebut menjadi promosi gratis. Sedangkan blogspot hanya ketumpangan beban saja.

Yah... aku terima pemikiran ini. Blogspot tak menyediakan sarana yang mudah untuk menambahkan situs-situs yang aku butuhkan. Minimal aku nggak tahu berapa pengunjungku saat ini. Karena counter yang disediakan oleh BLOGSPOT pun kurang berfungsi dengan baik.

Lihatlah fotoku yang aku tempel demikian besar, kan rasanya kurang sesuai, namun pula harus ada sentuhan foto graphic atasnya. Mestinya BLOGSPOT menyediakan sarana tersebut, sebagaiamana face book menyediakannya pula.

Ya, inilah tampilan blog-ku. Walaupun begitu saya tetap berharap blog ini untuk dipertahankan sehingga masih berguna bagi semua yang melihat dan membacanya. Semoga.