


Ini adalah kesenian, katanya, yang berasal dari Jawa Timur yang didekat
Bentuk kegiatan Reog Ponorogo, beberapa orang yang memainkannya, ada yang memainkan alat musik, semacam kendang dan ada juga yang memainkan alat musik seperti angklung, dan kemung. Alat musik yang digunakan tidak ada aturan resminya, artinya yang penting keluar bunyi-bunyian yang rancak, dan bertalu dengan konstan, dung-dung-dung.
Selain itu, ada penari yang dimainkan oleh para wanita, yang bertindak dan berlaku gagah, layaknya laki-laki, gemulainya ada, namun lebih menonjolkan sisi kelelakiannya.
Permainan yang dilakukan oleh tiga orang ini sungguh sadis dan sekaligus menarik. Beberapa ibu merasa tak tega melihatnya, namun tetap saja berada di lokasi dan tetap saja menonton. Namun ada pula ibu-ibu yang tak tega melihatnya dan keluar dari tempat pertunjukkan.
Permainan yang terlihat sadis adalah memakan kelapa langsung dari kelapa bulat-bulat, dikupasnya kulit kelapa dengan menggunakan gigi yang dibantu tangan dan kaki, dan kemudian memecahkannya dan mengambil air kelapanya. Wow!
Permainan meningkat, seekor ayam yang hidup dilepas, bertiga orang yang tak sadar mengejar, dan mengiring dan menangkapnya, hup, tak disangka ayam yang sebelumnya dimain-mainkan dikuyah batang lehernya, darah ayam menetes. Beberapa orang bergidik, kaget.
Pecut dimainkan cethar-cethar menambah serem suasana.
Bergerak, permainan beranjak, dua orang membawa karung goni, mencoba merabanya dan sepertinya mengurut atau hendak memegang sesuatu, ular ternyata! Di keluarkan, dimasukkan kembali, orang yang satunya dating lagi, sambil berbisik. Cethar-cethar suara pecut kembali terdengar, menyayat.
Seeekor ular dengan panjang 1 meter lebih sedikit merayap di tanah, salah seorang yang tak sadar mempermainkannya, dipegang dilepas, dipegang dilepas, sambil sesekali menghindar dari patukan sang ular. Ularnya pun terlihat ganas hendak menyerang, patukan berkali-kali dimainkan sang ular, namun dengan sigap orang tersebut berhasil menghindar. Hebat!
Ular dipegang, dan hup, penonton terkesima, ketika ular tersebut dimakan mulai dari perutnya, bukan kepalanya, darah menetes. Ditariknya dan digigitnya ular tersebut, matilah sang ular. Dengan menggigit orang tersebut membawa berondang, merangkak, mirip hewan berkaki empat dengan membawa ular dimulutnya. Seorang lain yang juga tak sadar bergerak dan mengejar dengan
Permainan berganti. Orang-orang yang tak sadar digiring mendekati tetabuhan yang terus bertalu. Dan disadarkan.
Beberapa orang memegang beberapa obor kecil. Mantra diucapkan, sambil menengadah ke atas melihat arah angin. Dan hep, api didekatkan kulit, dicoba dirasa, api dibawa serta ke dalam mulut, dikeluarkan kembali dalam kondisi tetap menyala. Berganti mereka memainkan api tersebut.
Minyak tanah dalam kaleng cat ukuran 1kg dibawa ke dalam arena, ditenggak sekali sedot, namun tak sampai tertelan, melihat ke depan dan wusss…. Api besar terbangun dari semburan minyak tanah. Wow indah sekali.
Terakhir mereka mengangkat topeng Reog yang rasanya sangat berat mungkin ada kalau sekitar 10 kg. Topeng reog ini diangkat menggunakan gigi. Sangat kuat gigi orang tersebut. Dimainkan dengan menari dan bergoyang memutar.
pak mahmud itu bukan reog pak ...
ReplyDeleteitu reog jadi jadian atau reog wannabe :P
Lho kan ada capnya di spanduk yang diberi Aryo Mudo
ReplyDelete