08 May 2008

Sulitnya Mengelola Pendidikan Tinggi

Mengelola Perguruan Tinggi tidak mudah. Diperlukan donasi yang cukup untuk membangun sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan dan pengembangan Perguruan Tinggi yang lebih baik lagi.

Mari berhemat! Ini kata-kata Pak Suwandi, menanggapi pernyataan Presiden atau Wakil Presiden. Yang kemudian ditanggapi oleh Kemas dengan menyatakan perlunya menggunakan sepeda dalam lingkungan kampus. Nah, dari tanggapan inilah muncul kemungkinan mewujudkan perumahan dinas karyawan. Saya tanggapi di bawah ini:

Berkaitan dengan perumahan dinas karyawan (dalam segi yang lain, yang sepertinya menarik investor adalah asrama), saya telah bertemu dengan dua perusahaan yang bersiap untuk menjadi investor, namun keduanya ternyata mundur teratur (berdasarkan informasi dari Pak Hendratno pun ternyata ada pula investor yang mundur untuk menjadi investor, berarti minimal telah ada tiga investor yang saya dengar yang tidak berani investasi membangun sarana di IT Telkom).

Yang jelas-jelas memberikan pernyataan mundur adalah yang terakhir yang saya antar ke asrama Putri IT Telkom pada hari Minggu 27 April 2008 (walah si Mahmud, minggu-minggu kok kerjo… koyok nang omah ora ono gawean wae ….), sebelumnya kami bertemu di Starbuck Coffee BIP, dari IT Telkom selain saya, ada juga Pak Imam Harjono. Sang calon investor memberikan gambaran seperti di bawah ini:

Pembangunan gedung dan isinya (mebelair, dll) sekitar: 13M
Pendapatan dari penghuni sekitar: 1M per tahun (penghuni sekitar 200 orang, sedangkan iuran rata-rata per kepala sekitar 400ribu per orang per bulan, padahal kenyataannya ada yang kurang dari 400ribu).
Operasional bulanan (kebersihan, manajemen asrama, air, listrik, dll) katakanlah 40% dari pendapatan per tahun, maka pendapatan investor adalah 600 juta per tahun
Untuk BEP dibutuhkan waktu: 13M/600jt = 22 tahun (ini belum memperhitungkan bunga bank)
Jelas, proyek ini tidak feasible!

Karena itu, mesti ada cara lain yang ditempuh: BOT tidak feasible!

Salah satu cara meningkatkan pendapatan adalah dengan cara menerima mahasiswa yang lebih banyak lagi. Bapak Rektor IT Telkom pun saat membuka workshop Penyusunan Proposal Lengkap PHK Institusi tahun seleksi 2008, menyatakan IT Telkom harus berani menerima mahasiswa baru sebanyak 5000 orang/ tahun. Yang harus dilakukan adalah menghitung berapa sarana-prasarana, SDM (dosen dan karyawan tetap, dosen dan karyawan tidak tetap), dll yang dibutuhkan untuk menyongsong angka 5000 tersebut.

Untuk dosen tidak tetap ada lembaga-lembaga di sekitar Bandung yang dapat menjadi pen-supply-nya, katakanlah dapat disebut: LEN, INTI, LIPI (di Sangkuriang ternyata bidang Elektronika dan Informatika), ITB, Unpad, Unpas, Unisba, serta perguruan tinggi yang lain.
Untuk karyawan tidak tetap dapat menggunakan mahasiswa-mahasiswa yang membutuhkan tambahan dana.

Untuk sarana laboratorium, kita harus mulai memikirkan investasi peralatan laboratorium yang mempunyai tingkat okupansinya tinggi haruslah lebih didahulukan, dibandingkan yang masih jarang dipakai, artinya setiap Departemen harus mulai tidak hanya berfikir “Saya perlu alat ini”, namun mulai pula melakukan penghitungan berapa hit pemakaian alat tersebut. Wah, nanti aku nggak bisa riset, kan bukan begitu maksudnya, laboratorium riset tentunya tak akan sebanyak laboratorium yang digunakan untuk keperluan layanan mahasiswa. Jadi, tetap saja lab riset ada, namun jumlahnya jauh lebih sedikit.

Ayo, para pimpinan dan kita semua, menyambut gempita 5000!

Himbauan yang muncul memang salah satunya adalah apakah ada kepedulian alumni, industri telekomunikasi sebagai pengguna alumni IT Telkom, untuk ikut mengembangkan sarana dan prasarana IT Telkom sebagai penyumbang terbesar dalam industri Telekomunikasi. Terima kasih.

4 comments:

  1. BEP memang menjadi salah satu pertimbangan investor.

    ReplyDelete
  2. Ya benar...
    Makanya menunggu alumni berperan serta mengembangkan IT Telkom

    ReplyDelete
  3. Ya,..kalau bisa formulasi untuk menarik investor itu digarap oleh teman-teman di departemen teknik industri karena memang yang concern untuk bisnis ada di sana. Mari jadikan kampus IT Telkom semakin hidup dengan budaya mengaktualisasikan ilmunya ke dalam teknis lapangan. Dimana nanti mereka dikasi deadline, rasa tanggungjawab untuk membuat business plan sebagus-bagusnya, termasuk rincian dananya. Insya Allah kampus kita akan semakin berkembang lagi pak.

    syukron

    ReplyDelete
  4. Arki, apa yang kau tulis itu menjadi nyata ketika kami (dosen dan karyawan) mengajukan proposal PHK Institusi yang baru lalu (kemungkinan pengumumannya tanggal 7 Agustus 008, jika sesuai jadwal). Di sana sebuah program berangkat dari evaluasi diri yang menyangkut akar masalah dan juga potensi yang ada, kemudian program disusun (disebut aktivitas) dan harus ada indikator keberhasilan aktivitas tersebut.

    ReplyDelete