19 November 2007

Kumpulan Alumni

Sungguh gempita di Jalan Ganesha dan sekitarnya mampu mengalah hujan rintik-rintik pada siang dan sore hari. Jalan Ganesha di penuhi tak kurang dari 4000 orang alumni. Sungguh jumlah yang tergolong luar biasa dibanding kegiatan sejenis pada waktu-waktu sebelumnya. Dan se Indonesia lebih dari 9000 orang alumni yang memberikan hak suaranya untuk satu hajatan yang biasa terjadi yaitu: Konggres Alumni dan Pemilihan Ketua Umum yang baru, dan hasilnya sungguh pula mencengangkan diri nyaris menembus angka 50% pemilih (lebih dari 49%), memilih Hatta Rajasa yang saat ini menjadi Menteri Sekretaris Negara.

Gempita ini mesti dibarengi dengan sesuatu yang harus dibuktikan. Selama ini para calon selalu menyampaikan apa yang akan dilakukannya ketika terpilih. Dari Betti Alisyahbana menjanjikan akan keluar dari IBM jika terpilih menjadi Ketua. Dari Hatta Rajasa menjanjikan akan memberikan bantuan untuk lab-lab yang ada di ITB. Dari Zaid menjanjikan yang muda yang progresif. Dari yang lainnya saya kurang tahu.

Tentunya janji-janji ini harus dibuktikan untuk waktu-waktu mendatang. Dan biasanya ketua ikatan alumni tak memenuhi janjinya, seperti Laksamana Sukardi yang saat itu menjanjikan dana dengan angka menyentuh M, namun segera diralat oleh beliau bahwa tidak benar, beliau menjanjikan dana yang segitu. Ha ha ha...

Lain dari itu, mestilah sebagai penggede di dunia akademik tingkat tinggi (kan mereka lulusan perguruan tinggi) berfikir bukan lagi hanya sekedar Perguruan Tingginya yang dipikirkan melainkan negeri yang sakit ini terasa begitu sakit. Karenanya jalinan antar ikatan alumni perguruan tinggi haruslah dilakukan, banyak perguruan tinggi yang ada di Indonesia, walaupun biasanya hanya menyebut 5-10 Perguruan Tinggi dan khususnya Perguruan Tinggi Negeri, padahal di luar itu terdapat ribuan Perguruan Tinggi Swasta, tak kurang 2600 Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia yang telah terdata di Direktorat Jenderal Dikti.

Mengapa jalinan ini penting? Bukankah kehidupan para lulusan perguruan tinggi amat beragam? Bukankah banyak lulusan perguruan tinggi yang melakukan kesalahan dalam prosedur kehidupan bernegara? Bukankah banyak pula lulusan perguruan tinggi yang mampu menjadi penggerak wilayah atau tempat mereka bekerja? Mengapa tidak dilakukan sinergi antar mereka? Sudah saatnya lulusan perguruan tinggi juga berbuat lintas bidang, tidak lagi hanya sekedar mengurus bidang yang digeluti saja namun berfikir pula untuk menentukan arah pendidikan yang sekarang kacau balau? Di Bali kemarin dalam Rapat Nasional Aptikom, terungkap terdapat data bahwa begitu banyak lulusan, namun dilain pihak begitu banyak kebutuhan lulusan, sehingga data ini tidak nyambung, mengapa? Inilah yang mesti dicari para pengurus ikatan lulusan perguruan tinggi, mengapa hal tersebut terjadi? Bagaimana solusinya?

Saya pribadi pun ingin FAST memberikan ucapan selamat kepada Ketua IA-ITB yang baru sebagai salah satu bentuk mulai menjalin komunikasi antar ikatan alumni. Monggo...

No comments:

Post a Comment