22 May 2009

Menulis Buku, Mimpi Seorang Mujahid?

Aku sudah berniat untuk meramaikan blog-ku di alamat www.ittelkom.ac.id/staf/mhd namun blog ini entah mengapa begitu lambatnya untuk diakses, sehingga tulisan ini saya taruh di sini dan saya taruh di-blog IT Telkom. Sehingga jangan merasa bahwa telah terjadi duplikasi tanpa ijin.

Aku sudah mulai ketularan teman dekatku. Yaitu bermimpi terhadap apa-apa yang belum diraih. Temanku dulu, sering bermimpi akibat ada sesuatu yang masih terasa sebagai sebuah hutang. Berhari, berbulan terus sering bermimpi tentang hal -hal yang menyangkut sesuatu tersebut. Baik secara langsung maupun secara tersirat. Dan akhirnya selesai setelah beban yang lama menggantung dapat diselesaikannya.

Telah dua hari pula aku bermimpi. Sesuatu yang telah menjadi keinginan untuk diwujudkan. Entahlah, apakah mimpi-mimpi ini hanya bunga tidur saja? Ataukah mimpi ini adalah mimpi mujahid? Yang ingin selamat di dunia maupun di akhirat? Seseorang menyatakan kekecewaannya tentang IT Telkom. Bahwa apa yang ingin diharapkannya ternyata tak juga terwujud. Bolehlah disebut semacam proyek, yang telah dijanjikan oleh pihak IT Telkom, namun proyek tersebut tak juga ditandatangani oleh pihak IT Telkom. Namun disela perbincangan tersebut, beliau mengungkapkan: bisa juga proyek/ pekerjaan digantikan dengan pencetakan buku. Nah, inilah yang membuat saya terus mengingatinya.

Tiga kalimat pertama dalam pragraf di atas ini, merupakan bumbu dari mimpiku, karena bukan hal tersebut yang terus berulang, namun yang terus berulang adalah pencetakan buku. Saat itu (dalam mimpi), aku menyanggupinya untuk memberikan hak cetak bukuku padanya. Sungguh buku yang pertama telah aku serahkan ke penerbit yang cukup terkenal di Indonesia. Nah, buku yang kedua belum kelar benar. Namun telah cukuplah dikatakan nyaris menembus angka 70%. Dan telah ada niat yang cukup kuat, agar aku dapat menyelesaikannya.

Semangat untuk menyelesaikannya, ditambah lagi dengan tulisan mahasiswaku yang tiba-tiba nongol di FB, untuk menagih janji aku menulis buku. Memang sang mahasiswa ini telah berhasil mencetakkan sebuah buku tentang pengalaman hidupnya. Sebuah buku ringan, namun bermakna cukup dalam. Walaupun masih mengandalkan rasa, bukan objektifitas yang sempurna.

Ketertundaan adalah sesuatu yang sering menghalangi. Pekerjaan yang demikian bertubi, menghendaki penulisan dalam format yang cukup baik dari buku tersebut, belum sempat tersentuh. Kadang rasa masih minder, dan merasa tak layak terbit menghinggapi diriku. Tapi kalau tak dipaksakan, apakah mungkin dunia kependidikan tinggi di Indonesia dapat mempunyai peran terhadap diri sendiri, tuan di negeri sendiri? Minimal harus ada setitik demi setitik upaya untuk menorehkan tinta di negeri sendiri.

Semoga aku dapat menuangkan segala kerja yang ada selama ini, yang dibantu para mahasiswa yang cakap, yang telah berusaha sekuat tenaga, untuk memperkaya tulisan tersebut, sehingga menjadi sebuah buku sebagai penambah salah satu literatur dan referensi dunia ilmiah di Indonesia. Mesti, aku menuliskannya dengan tanpa mengurangi hak cipta dari para mahasiswa dan para senior yang sebelumnya telah memberikan wacana tentang buku ini.

Semoga pula mimpiku adalah mimpi mujahid, yang rindu akan baru harum syurga jannatun na'im. Yang rindu akan ridloAllah di dunia maupun ridho Allah di akhirat kelak. Ya, Allah mudahkanlah aku menggetarkan duniaku, sehingga ridho-MU dapat aku capai.

1 comment:

  1. Begitu sukarkah menghasilkan buku, sama ada buku fiksyen, buku ilmiah atau buku bukan fiksyen? Buku individu yang hendak menjadi penulis tetapi ramai yang tidak berjaya, apatah lagi sebagai penulis yang dapat memberikan sumbangan yang bermakna di dalam dunia penulisan. Malah bukan menjadi rahsia lagi, ada yang masih lagi bermain dengan angan-angan. Mengapa anda hendak menadi penulis buku? Menulis buku dapat dilakukan sepenuh masa sebagai profesional dan dapat juga sebagai kerjaya sampingan.

    ReplyDelete