Berhari, berminggu, dan berbulan telah berlalu. Kejadian kebakaran karena tabung gas 3 kg terjadi berpuluh kali, bahkan mungkin sudah mencapai seratus kali. Sang pemimpin rasanya tak peduli. Atau jika peduli, belum mampu memberikan solusi yang berarti.
Kembali kebakaran terjadi, karena slang bocor, karena pentil yang bocor, karena kaitan antara slang dan kompor yang bocor, dst. Berita di televisi pun tak juga berhenti. Lantas, dimanakah engkau pemimpinku?
Aku dengar Syafii Maarif sampai mengucapkan: "Soekarno yang hebat", "Soeharto yang kuat" itupun bisa dilengserkan. Namun anda tetap diam membisu, atau lebih tepatnya tidak bisa menjawab masalah ini dengan baik. Lantas, apa yang akan engkau andalkan? Apakah engkau telah membuta hati? Apakah engkau pikir, korban kebakaran sebagai hal yang biasa? Apakah engkau pikir, nyawa sudah tak berarti? Karena mereka datang dari kalangan tak mampu?
Pertamina hanya bermain dengan slogan, mereka hanya sekedar melakukan sosialisasi berkali-kali. Kampung-kampung yang berdesakan mereka datangi. Namun inikah solusi? Rasanya tak ada sedikitpun ucap bela sungkawa engkau keluarkan! Berucaplah, jangan sibuk dengan sesuatu yang tak perlu disibukkan.
Siapa lagi yang engkau anggap sangat bermanfaat? Apakah engkau pikir buku tentang istrimu lebih bermanfaat daripada korban kebakaran karena kelalaian kebijakanmu? Ataukah engkau kibaskan kejadian ini sebagai kelalaian mantan wakil-mu? Tidak! Ini tetap salahmu! Nggak mungkin engkau lemparkan tanggung jawab pada orang yang telah berhenti mendampingimu.
Wahai, warga negeri, mengapa kalian masih ingin dipimpin oleh orang yang telat mikir? Lama dia selalu dalam mengambil keputusan, namun korban sudah berjatuhan. Dan masih diam saja. Tariklah tabung itu, jika engkau sadar pemilihmu sudah berkorban kulit, nyawa dan anggota tubuh, dll.
Wahai, warga negeri, jangan engkau pilih kembali orang yang tak mampu memimpin negeri ini. Bermohonlah dan berdo'alah kepada Yang Maha Mengabulkan Do'a, agar segera muncul pemimpin yang sesungguhnya, yang mampu mengatasi segala problema saat ini, ataukah kita tunggu sampai korban yang lain?
02 August 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)