Semangat agar IT Telkom ikut serta dalam seleksi PHK Institusi tahun seleksi 2008 yang diadakan oleh Dikti memang telah aku kumandangkan sejak bulan Januari 2008, padahal surat undangan dari Dirjen Dikti telah nongol sejak Nopember 2007. Mungkin agak terlambat momen untuk memulai.
Gerakan dari orang per orang yang ingin ikut serta pun nyaris tak ada gerakan. Setelah sosialisasi yang saya isi bersama Pak Budi S dan dengan ketegasan Pak IMH bahwa harus ikut kegiatan ini serta beliau dengan penuh kesadaran menyatakan ketua tim penyusun adalah Pak WIY, membuat mulai nampak hasil.
Setelah sosialisasi di Gedung K yang dihadiri tak lebih dari 30 orang, merangkaklah pada pertemuan dari unsur-unsur pimpinan di IT Telkom, minimal setingkat Kabag ke atas dan dibantu beberapa nama yang memang sudah ada di kepala. Kesepakatan pun tak ada kesepakatan. Sehingga gerilya dimulai. Hanya memeilih beberapa orang saja untuk mengawali membuat proposal ini. Proposal yang pertama dikirim memang bernama Proposal Awal sebuah versi ringkas dari Proposal Lengkap. Ya alhamdulillah, Proposal Awal berhasil dinyatakan diterima dengan beberapa catatan oleh reviewer. Maklumlah kami masih kagok dengan beberapa istilah yang sudah biasa disebut. Contohnya Program Studi Teknik Telekomunikasi, dulunya program studi yang muncul adalah Elektro sehingga disingkat TE, padahal mestinya adalah TT. Perubahan ini terjadi salah satunya akibat berkembang STT Telkom menjadi IT Telkom.
Kekurang sabaran untuk membuat evaluasi diri membuat kami mengambil keputusan, kami (hanya tim kecil saja tak lebih 5 orang) menyusun proposal dengan kemampuan kami. Dan di akhir hari pengumpulan terpaksalah kami hanya berdua (gue dan WIY) ditemani oleh Pak Tatang, nggak mungkin kami menerima semua usulan yang muncul. Kendala pastilah ada, saat-saat yang menentukan ternyata nenek dari Ibu WIY meninggal. Jadilah saya sendiri mengerjakan, tentunya tak ada sungkan, tak ada rintangan yang menghadang, haruslah aku kerjakan sendiri. Tak dinyana, aku pun ikutan sakit, ooo... bukan ding, istriku harus dibawa ke Rumah Sakit, karena hasil laboratoriumnya mengagetkan semua kalangan, bayangkan saja nilai gula darahnya 600 (600 rek sungguh 600!). Karenanya ditengah kegalauan harus ada pula kejadian yang demikian ini. Mungkin inilah namanya perjuangan.
Akhirnya istriku dinyatakan sehat setelah minum obat, dan hasil tes gula darah kembali normal. Tetapi masya Allah, itulah yang terjadi. Kondisi telah dinyatakan sehat, membuat istriku berani mengmbil keputusan untuk berangkat ke Semarang (UNDIP) untuk kembali mengikuti kuliah S2 yang diadakan per modul, lumayan karena kelasnya dianggap kelas pejabat, maka kegiatan kuliahnya cukup unik, 3 minggu kuliah full, kecuali hari minggu saja. Kemudian libur nyaris 2 bulan. Nanti kembali 3 minggu lagi. Setiap modul kuliah ini dihargai 5 SKS.
Diantara istri yang pergi ke Semarang inilah, kejadian nenek Pak WIY meninggal, saya harus mengerjakan sendiri sentuhan akhir dari proposal awal PHK Institusi. Kami kerjakan di rumah, di Pasirati Blok C No. 62, rumah bertipe asli 21 dengan tanah 60m2. Ya di sinilah kami berbuat. Pagi-pagi jam 02 aku sudah di depan note book. Bingung aku ternyata begitu banyak data yang masih kosong, walah gimana ini. Dengan sedikit memutar otak, maka terisilah tabel-tabel yang masih kosong. Aman.
Begitu masuk ke bagian program kerja, maka aku nyaris menitik air mata, nggak kepikir sama sekali, namun beberapa muncul juga, salah satunya adalah perbaikan (peningkatan mutu belajar mengajar, peningkatan tata kelola organisasi, peningkatan SIM yang memang sudah sering diperbincangkan di milis dosen), namun membuat tulisan yang menarik (ada nilai jualnya tentunya sulit pula bagi diriku).
Dari jam 02 hingga siang jam 14 masih sendiri aku, Pak WIY yang sudah yakin masalah acara keluarga selesai kemudian hadir di rumah, sungguh dia menyarankan untuk pindah ke rumahnya yang jelas-jelas lebih besar. Namun manalah mungkin hal itu terjadi, mood saya sudah muncul, nggak mungkin dipindah lagi, yang akan membuat sebagaimana awal aku membuka notebook, berjam-jam tak mampu konsentrasi, hanya mampu mengubah dan membuat konsistensi tata tulis saja. Jadilah kami bekerja di ruang tamu yang tak lebih berukuran 2 kali 2,25 m2 ha ha ha.... hanya berisi satu sofa yang sudah butut dan meja yang dibeli dari ACE HARDWARE yang kakinya bisa dilipat.
Sejak Pak WIY hadir di ruang tamuku, anak-anakku pada menghilang, entah kemana mereka... Yang jelas mereka anak-anak yang baik, sejak kecil mereka sudah bermain dan berjalan di jalan Islam. Bahkan anakku yang kelas enam SD sudah begitu paham kemana kaki hendak dilangkahkan, tak ada pilihan: "Harus di jalan Islam inilah satu-satunya persembahan yang benar".
Kehadiran Pak Tatang di sekitar jam 18 memberi harapan bagiku untuk mengurangi kesibukan mempersiapkan makanan dan uborampe lainnya. Konsentrasi semakin bisa meninggi, Pak WIY yang memang pandai menyusun kata, beliau konsentrasi menyusun program. Aku ... berusaha untuk terus mempercantik tampilan proposal Awal ini. Dan saat diumumkan Proposal kami lolos salah satu pujian dari reviewer adalah Proposal ditulis dengan cermat dan rapih.... Oiiii....
Waktu berlinap begitu cepat tak terasa jam 24 telah lewat, masih ada beberapa ketukan yang terdengar, dan begitupun ruang tamu telah berisi kertas bertebaran, kertas-kertas yang tak bagus tampilan ataupun kertas yang tak bagus tata bahasasnya dan isinya. Jam 01 akhirnya kelarlah sudah proposal awal tersebut.
Kami antar ke Dikti sebelum waktu habis batas...
11 June 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)